Malam tadi, staf saya dengan BMKG berangkat ke Mentawai untuk mapping itu, zona rawan aktivitas megathrust
Jambi (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) mengirimkan tim untuk memetakan wilayah yang berpotensi terdampak bencana gempa bumi dan tsunami zona megathrust di Pulau Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan tim yang diberangkatkan terdiri dari personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kemensos terpilih dan bersama dengan tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG).

"Malam tadi, staf saya dengan BMKG berangkat ke Mentawai untuk mapping itu, zona rawan aktivitas megathrust," kata Mensos Risma seusai kunjungan ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus Alyatama Jambi, Rabu.

Baca juga: Segmen megathrust Mentawai miliki sejarah panjang kegempaan

Mensos mengungkapkan setiap masyarakat mulai dari tingkat kampung, desa, dan kelurahan, ​​​​​pada wilayah yang masuk dalam peta tersebut kemudian akan dilatih teknik darurat penyelamatan diri dari dampak gempa dan tsunami oleh tim Tagana.

Selain itu, lanjutnya, tim tersebut juga akan menyiapkan hal teknis yang dibutuhkan, seperti sarana zona-zona evakuasi mengacu pada hasil pemodelan dari BMKG. Hal itu  telah dilakukan Tagana terhadap warga 1.132 Kampung Siaga Bencana yang didirikan Kemensos di seluruh Indonesia.

"Untuk Mentawai, ketika sudah siap (peta dan kampung siaga bencana), paling tidak targetnya masyarakat sudah paham bagaimana teknik evakuasi diri secara mandiri," ujar Mensos Risma.

Baca juga: BPBD imbau warga tak panik adanya potensi gempa megathrust di Banten

Posko-posko untuk tempat pengungsian warga saat terjadi bencana juga akan dipersiapkan sejak dini oleh tim tersebut. Menurut Mensos, bila sebelumnya posko itu terpusat di kantor gubernur, ​​​​bupati, dan camat, tapi saat ini lokasinya disiapkan menyebar nyaris di setiap kampung.

Tujuannya, kata dia, mempersingkat waktu pendistribusian bantuan kepada warga yang dilanda bencana, sekaligus mempercepat upaya pemberian pertolongan jika terjadi eskalasi kondisi di lapangan. Termasuk, lanjutnya, skema pendirian tenda darurat yang dilengkapi dapur-dapur umum juga  mulai disiapkan Tagana Kemensos.

"Jadi tidak bisa lagi model seperti dulu, tersentra gitu. Tersentra, misalkan di kantor kabupaten atau di provinsi. Karena kadang satu kecamatan saja, di dalam satu kabupaten itu butuh 2-3 jam. Menangani korban bencana itu harus cepat," jelas Mensos Risma.

Baca juga: BMKG paparkan RI patut waspada dampak gempa Megathrust Nankai Jepang

 

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024