Alhamdulillah untuk kasus, setelah saya update ke kabupaten/kota, dipantau sejak Mei 2023 sampai Mei 2024 sekarang masih 13 kasus yang dulu, dan semuanya sudah sembuh

Bandung (ANTARA) -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) menyatakan siap menghadapi ancaman cacar monyet (Monkeypox/Mpox) seiring banyaknya kasus yang tengah menjadi sorotan.

Kepala Dinkes Jabar Vini Adiani Dewi menuturkan sejauh ini wilayah itu masih dalam tahap aman dari ancaman cacar monyet, dimana belum ada laporan kasus baru dari kota/kabupaten, selain yang terjadi pada tahun 2023.

"Kebijakan WHO menyatakan supaya kita concern. Jadi kita bersiap saja dan kami siap. Alhamdulillah untuk kasus, setelah saya update ke kabupaten/kota, dipantau sejak Mei 2023 sampai Mei 2024 sekarang masih 13 kasus yang dulu, dan semuanya sudah sembuh," kata Vini di Gedung DPRD Jabar, Rabu.

Baca juga: Kemenkes: Ada 88 kasus cacar monyet hingga 17 Agustus di RI

Mengenai vaksin cacar monyet yang akan digencarkan oleh Kementerian Kesehatan, Vini mengatakan dosis vaksin dikhususkan pada orang yang rentan terpapar, terutama pelaku hubungan seksual sesama jenis. Sementara yang di luar itu belum diwajibkan karena minim ancaman terpapar penyakit tersebut.

"Mpox banyak terjadi pada pasien yang maaf, kelainan seksual. Pada orang yang tidak baik dalam prilaku seksual. Jadi (vaksin) diberikan kepada orang yang masalah seksual tadi. Kemenkes belum menyatakan vaksin ini sifatnya wajib. Hanya diberikan ke yang menyimpang (kelainan seksual)," ucapnya.

Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan cacar monyet sudah menyentuh angka 88 kasus per Sabtu (17/8). Kasus tersebut menyebar dari Jakarta hingga Kepulauan Riau (Kepri).

Baca juga: Cegah Mpox, Kemenkes perketat skema pemeriksaan WNA di pintu masuk RI

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes menyebut sebaran kasus tersebut meliputi 59 kasus di Jakarta, 13 kasus di Jawa Barat, 9 kasus di Banten, 3 kasus di Jawa Timur dan Yogyakarta, serta 1 kasus di Kepulauan Riau. Dari 88 kasus, sebanyak 87 kasus telah pulih.

Puncak kasus cacar monyet yang terkonfirmasi terjadi pada Oktober 2023, meski varian yang beredar tidak memiliki tingkat fatalitas yang tinggi, namun penyebarannya sangat mudah. Hal ini menjadi suatu hal yang perlu diwaspadai.

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan lonjakan kasus cacar monyet secara global sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, dan tingkat kewaspadaan yang tinggi.

Baca juga: Apa itu Monkeypox? Kenali gejala dan ciri-ciri cacar monyet

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024