New York (ANTARA News) - Harga minyak global berbalik naik (rebound) dari kerugian sebelumnya pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang semakin meragukan pemberontak Libya yang mendekati kesepakatan tentang pencabutan blokade akan meningkatkan produksi minyak negara itu.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei di New York Mercantile Exchange ditutup pada 100,29 dolar AS per barel, naik 67 sen dari posisi Rabu. Kontrak acuan AS terakhir ditutup di atas 100 dolar AS pada 31 Maret, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei naik 1,36 dolar AS menjadi menetap di 106,15 dolar AS per barel di perdagangan London.
"Minyak mentah berjangka telah membalikkan kerugian awal, dengan Brent bergerak kuat ke sisi kenaikan pada volume yang kuat dan WTI berjalan perlahan-lahan," kata Addison Armstrong, direktur riset pasar di Tradition Energy.
"Brent telah menemukan kekuatan setelah jatuh ke tingkat terendah dalam lima bulan terakhir, dan meskipun ada laporan bahwa pemerintah Libya dan pemberontak yang telah memblokade terminal ekspor minyak mendekati kesepakatan yang akan membuka kembali beberapa fasilitas ekspor minyak mereka."
Negara Afrika Utara, Libya, anggota kartel penghasil minyak OPEC, mungkin hampir mencapai kesepakatan dengan pemberontak yang telah memblokade terminal minyak sejak Juli tahun lalu, menurut laporan.
Pemberontak yang menuntut otonomi bagi Libya timur mengatakan pada Kamis mereka telah membuat kemajuan dalam pembicaraan dengan pemerintah pusat tentang pembukaan kembali pelabuhan minyak utama untuk ekspor yang mereka tutup pada Juli tahun lalu.
Seorang juru bicara pemberontak mengatakan pelabuhan pertama mungkin dibuka kembali pada awal minggu depan, meningkatkan harapan mengakhiri blokade yang telah berlangsung delapan bulan dan telah memangkas ekspor minyak Libya dari 1,5 juta barel per hari menjadi hanya 250.000 barel, merupakan sebuah pukulan keras bagi perekonomian negara itu.
Tetapi Bob Yawger dari Mizuho Securities mengatakan kesepakatan Libya "sedikit tak pasti. Kami telah melihat bahwa sebelum menutup kesepakatan dan itu kemudian tidak akan terjadi."
Tim Evans dari Citi Futures mengatakan bahwa harga minyak naik karena para pedagang bertaruh bahwa pemerintah Libya akan menolak perjanjian yang diusulkan pemberontak.
Harga WTI juga diuntungkan dari antisipasi rilis data pekerjaan AS untuk Maret pada Jumat waktu setempat, indikator penting dari kekuatan ekonomi negara konsumen minyak terbesar dunia.
"Kontrak minyak AS telah menemukan beberapa dukungan. Hal ini bisa disebabkan oleh para spekulan memangkas beberapa posisi bearish mereka menjelang laporan data gaji non pertanian besok," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014