Semarang (ANTARA News) - Mantan Presiden Abdurrahmad Wahid atau Gus Dur mendukung langkah Pemerintah Indonesia yang tak mengutuk kudeta militer Thailand pimpinan Panglima Angakatan Darat, Jenderal Sonthi Boonyaratglin, untuk merebut kekuasaan dari Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. "Saya mendukung pemerintah Indonesia tidak ikut-ikutan yang lain, tidak setuju dengan perbuatan pimpinan angkatan bersenjata di Thailand. Saya tahu persis, Thaksin melakukan dua pelanggaran besar. Alhamdulillah kudeta itu terjadi," katanya di Semarang, Kamis. Peryataan Gus Dur disampaikan saat menjadi "keynote speaker" seminar Peran Pemuda dan Tokoh Agama Dalam Memelihara Persatuan dan Kesatuan NKRI, di Balai Diklat Srondol, Semarang. Gusdur menjelaskan dua kesalahan besar yang telah dilakukan PM Thaksin Shinawatra. Pertama, menghindari pembayaran pajak dan kedua melakukan tindakan keras kepada kaum Muslimin. Karena itu, langkah yang dilakukan Sonthi wajar terjadi, karena untuk membela dan menyelamatkan persatuan Thailand. "Thailand berbeda dengan Indonesia, orang-orang Thailand tidak dapat diperintah. Berbeda dengan Indonesia yang banyak terjadi pelanggaran. Tetapi kalau pelanggaran menceraikan bangsa, maka tidak usah ragu-ragu langsung kudeta saja. Saya mendukung. Kesatuan bangsa lebih tinggi. Apa yang dicapai dari demokrasi, jika tidak ada kesatuan bangsa," katanya. Sebelumnya Pemerintah RI juga mengharapkan Pemerintah Thailand dapat menyelesaikan konflik politiknya secara damai dan demokratis. Perebutan kekuasaan terjadi pada Selasa (19/9) malam, kemudian sehari sesudahnya militer Thailand mengklaim telah menguasai Bangkok dan sekitarnya, serta telah merebut kekuasaan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. (*)

Copyright © ANTARA 2006