Jakarta (ANTARA) -
Berbagai virus telah ditemukan di dunia, salah satu virus yang termasuk berbahaya adalah cacar monyet atau monkeypox, penyakit zoonotik yang disebabkan oleh kelompok virus dari orthopoxvirus dalam famili poxviridae. Monkeypox merupakan penyakit kulit yang dapat menular.
 
Monkeypox berasal dari infeksi virus yang menyebabkan penyakit seperti cacar, biasanya disebut penyakit cacar monyet. Sama hal dengan cacar pada umumnya, namun penyakit ini menimbulkan bintik-bintik yang bernanah dan terasa melepuh pada permukaan kulit.
 
Ciri-ciri yang membedakan monkeypox dari penyakit cacar lainnya adalah adanya gejala pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian leher, ketiak atau selangkangan.
 
Gejala ini tidak ditemukan pada penyakit cacar biasa. Selain itu, ruam penyakit monkeypox cenderung lebih jelas terlihat dan menyebar lebih lambat daripada ruam pada penyakit cacar biasa.
 
Penyakit monkeypox berpotensi menular secara kontak langsung terhadap luka yang terinfeksi virus dan penyebaran virus melalui batuk dan bersin. Selain itu, bisa tertular melalui gigitan hewan, kontak langsung dengan hewan yang sudah terinfeksi virus ini.
 
Bukan hanya hewan monyet, namun rentan dengan hewan lainnya seperti tikus, kucing, anjing, hamster, hewan ternak, dan hewan satwa liar. Hal ini disebabkan hewan sangat mudah mengidap virus monkeypox.
 
Virus monkeypox ini pertama kali ditemukan pada monyet pada tahun 1958, saat sedang melakukan penelitian terhadap monyet di Denmark. Kemudian, virus monkeypox terjadi pada kasus penularan pertama terhadap manusia yang ditemukan tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak itu, penyakit ini menjadi tersebar di beberapa negara di Afrika Tengah dan Barat.
 
Gejala penyakit monkeypox

Gejala monkeypox mirip dengan gejala penyakit cacar air, namun biasanya gejala terasa lebih ringan. Gejala awal muncul sekitar 5 sampai 21 hari setelah terpapar virus dan periode inkubasi rata-rata sekitar 6 sampai 13 hari.
 
Tahapan gejala monkeypox biasanya terjadi dalam dua fase yakni sebagai berikut.
1. Fase invasi
  • Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati (gejala utama)
  • Demam tinggi
  • Sakit kepala yang berat
  • Nyeri otot (mialgia)
  • Nyeri punggung
  • Kelelahan yang ekstrem
  • Jika tergigit langsung dari hewan, akan mengalami rasa mual dan muntah
  • Terasa menggigil dan lemas
 
2. Fase erupsi kulit
Gejala fase ini biasa terjadi saat 1 sampai 3 hari setelah gejala demam dan muncul gejala sebagai berikut.
  • ​​​​​​Ruam muncul di kulit, biasanya dimulai dari wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti tangan, kaki, mulut, dan lainnya.
  • Ruam awalnya berupa bintik-bintik merah datar yang kemudian berkembang menjadi makula, papula, vesikel, pustula, dan akhirnya kerak yang mengering dan mengelupas.

Berikut ini proses bintik-bintik merah pada penyakit monkeypox dalam fase erupsi kulit.
  • Makula adalah lesi yang akan berubah warna, tetapi masih berbentuk datar.
  • Papula adalah lesi akan sedikit terangkat.
  • Vesikel adalah lesi yang akan semakin tumbuh dan membentuk benjolan yang berisi cairan bening di dalamnya.
  • Pustula adalah cairan di dalam lesi akan berubah menjadi warna kekuningan.
Gejala-gejala ini akan terjadi sekitar dua sampai empat minggu yang akan sembuh dan hilang dengan sendirinya tergantung dari kondisi penyakit dan tubuh pasien.

​​​​​​​Jika mengalami gejala penyakit monkeypox yang tidak kunjung sembuh, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter dan konsumsi obat resep dokter.

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024