Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit Terra dan Aqua kembali mendeteksi 19 titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau, meski menurut analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) daerah ini telah memasuki musim hujan, catat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Lewat pesan elektronik yang diterima, Kamis malam, lembaga tersebut menuliskan 19 "hotspot" itu tersebar di lima wilayah kabupaten/kota.
Terbanyak berada di Kabupaten Indragiri Hilir yakni tujuh titik panas, dan disusul Pelalawan yang terdapat enam "hotspot".
Kemudian tiga titik panas lainnya menurut hasil pendeteksian satelit berada di Kabupaten Kepulauan Meranti dan di Siak terdapat di Siak.
Sementara itu satu yang tersisa berada di Kabupaten Indragiri Hulu.
Lebih luas, untuk di Pulau Sumatera (termasuk di Riau) Satelit Terra dan Aqua mendeteksi 33 titik panas yang tersebar juga di Sumatera Utara dan beberapa provinsi lainnya.
Namun Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat justru dikabarkan tidak lagi merekam keberadaan "hotspot" di seluruh wilayah Sumatera termasuk Riau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru sebelumnya menyatakan dalam sepekan ini, peluang hujan di Riau cukup tinggi mulai dari intensitas ringan hingga sedang.
Analis Bibin Sulianto di Pekanbaru mengatakan, untuk peluang hujan dengan intensitas sedang, berpeluang terjadi di beberapa wilayah kabupaten/kota meliputi sebagian Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir serta Pelalawan dan Pekanbaru.
Kemudian untuk daerah yang berpeluang terjadi hutan dengan intensitas ringan, kata dia, yakni meliputi Kabupaten Bengkalis, Meranti dan Siak serta Kota Dumai.
Namun Bibin mengakui potensi terjadinya kebakaran lahan masih cukup tinggi mengingat peluang terjadinya hujan di Riau belum merata.(*)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014