Kami melakukan kampanye peduli perubahan iklim dan pemanasan global kepada siswa-siswa SMU di Manado
Manado (ANTARA) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) mengkampanyekan peduli perubahan iklim dan pemanasan global kepada siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

"Kami melakukan kampanye peduli perubahan iklim dan pemanasan global kepada siswa-siswa SMU di Manado," kata Ketua LPPM Unsrat Prof Jefrey Kindangen di Manado, Rabu.

Prof Jefrey mengatakan kampanye peduli perubahan iklim dan pemanasan global di SMU Frater Don Bosco Manado dan SMU Negeri 9 Manado.

Ia menjelaskan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan pendanaan PNBP-BLU Unsrat pada tahun 2024 ada lebih dari 150 tim dosen melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Baca juga: KLHK dorong komunitas muda perluas aksi perubahan iklim

Jefrey menjelaskan kegiatan kampanye kali ini berupa penyebaran leaflet kepada siswa di kedua sekolah, ceramah, dan diskusi tentang apa itu perubahan iklim, penyebabnya dan bagaimana memitigasi.

Para siswa sangat antusias dengan kegiatan tersebut, kata dia, ada yang terkejut dengan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim, ada beberapa siswa yang sudah sering mendengarnya tapi baru kali ini mengerti dampaknya, dan juga cara memitigasi akibat perubahan iklim dan pemanasan global.

Hal ini, katanya, merupakan tanggungjawab para dosen sebagai akademisi untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda dengan cara memberikan penjelasan sebaik mungkin.

Baca juga: Materi perubahan iklim di kurikulum merdeka memantik aksi nyata siswa

Kemudian, lanjut dia, pada gilirannya akan timbul perubahan sikap dalam bertindak dan berperilaku memperhatikan lingkungan mereka dengan cara yang praktis.

Beberapa cara yang terbaik dan termurah adalah menanam pohon dan merawatnya, kata Prof Jefrey, karena hal itu dapat mendinginkan ruang sekitar tempat satwa berlindung dan sumber oksigen bagi manusia. Selain itu melindungi dari bencana, seperti banjir bandang, akibat meningkatkan aliran air hujan di permukaan lahan.

Selain itu mengurangi sampah dengan 3R (Reduce, Recycle, Reuse), terutama sampah plastik, serta mengurangi emisi karbon dari transportasi untuk mereduksi emisi karbon di udara.
 
Baca juga: Menteri LHK: Second NDC untuk percepatan capai "net zero emission"
Baca juga: KLHK paparkan perbedaan dalam dokumen iklim Second NDC

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024