Jakarta, 3/4 (Antara) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero (BRI) telah menyetorkan dividen Rp6,35 triliun kepada negara tahun ini, yang diambil dari sebagian laba bersih bank itu pada 2013.
"Apabila dibandingkan dengan sesama bank BUMN, maka BRI adalah penyumbang dividen terbesar di sektor perbankan. Hal tersebut menyusul kinerja perseroan yang terus membaik sejak 2005," kata Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali, dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan kemampuan BRI memberikan manfaat bagi pemegang saham terus meningkat dimana pada 2014, BRI membagikan dividen sebesar Rp6,35 triliun atau sebesar 30 persen dari laba bersih tahun buku 2013.
"Pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2014 beberapa waktu lalu, pemegang saham menetapkan dividend pay-out ratio sebesar 30 persen dari laba bersih BRI Tahun Buku 2013," kata Ali.
Menurut dia, nilai dividen tersebut terus mengalami kenaikan secara signifikan sejak tahun 2010, dari Rp2,29 triliun menjadi Rp3,01 triliun pada 2011, Rp5,55 triliun pada 2012, dan Rp6,35 triliun pada tahun buku 2013.
Ia mengatakan dengan setoran sebesar Rp6,35 triliun itu maka dividen yang disetorkan BRI kepada pemerintah menyumbang 15,87 persen dari target penerimaan negara dari dividen BUMN.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan pada APBN 2014 penerimaan dividen BUMN ditargetkan sebesar Rp40 triliun, dimana Rp10,3 triliun diantaranya berasal dari perbankan, sedang sisanya sebesar Rp29,7 triliun dari BUMN nonperbankan.
Menurut Dahlan, target tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dan lebih tinggi dibanding setoran dividen APBN 2013 yang ditetapkan Rp36,5 triliun.
Besaran target dividen tersebut memang selaras dengan pencapaian laba dari 140 perusahaan BUMN di Indonesia tahun 2013 yang mampu meraup laba bersih senilai Rp150,7 triliun, melebihi target yang ditetapkan yakni senilai Rp150 triliun. Padahal pencapaian itu diraih justru di tengah ketidakstabilan ekonomi Indonesia pada tahun 2013.
"Kalau ditotal dari semua bank BUMN, maka target dividen itu sudah tercapai, bahkan melebihi, sebab hampir menyentuh Rp15 triliun," jelas Ali.
Sementara itu meski kontribusi dividen BRI kepada negara cukup signifikan, komitmen pemegang saham untuk mengembangkan bisnis BRI justru ikut menguat.
Melalui RUPST beberapa waktu lalu, pemegang saham sepakat menetapkan sebesar 49 persen atau Rp 10,37 triliun sebagai laba ditahan dari laba bersih BRI Tahun Buku 2013 yakni sebesar Rp21,16 triliun.
Laba ditahan itu guna memperkuat ekspansi perusahaan utamanya di sektor usaha mikro. Rasio kecukupan modal (CAR) BRI hingga 2013 juga tercatat masih sangat kuat yakni sebesar 16,99 persen, setelah memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014