Jakarta (ANTARA News) - Pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 tak mengubah peta kekuatan dukungan kepada partai politik (parpol) peserta Pemilu Legislatif, 9 April 2014.
Hasil survei terkini yang dirilis Saiful Mujani Research&Consulting (SMRC) di Jakarta, Kamis, menyebutkan pencapresan Jokowi hanya mampu meraih suara dukungan tambahan untuk PDIP dari pemilih yang belum menentukan pilihannya selama ini (swing voters), meski jumlahnya tak terlalu signifikan.
Direktur Research SMRC Djayadi Hanan saat mempublikasika hasil survei SMRC itu mengatakan, kampanye terbuka dan pengumuman Jokowi sebagai capres tidak banyak berpengaruh pada peta kekuatan partai.
Survei SMRC itu dilaksanakan 26--29 Maret 2014 dengan melibatkan sekitar 2.050 responden yang tersebar di 77 daerah pemilihan (dapil) pada Pemilu 2014 dengan tingkat kesalahan (margin of error) sekitar 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih sebelumnya.
Menurut Djayadi Hanan, setelah 20 hari pengumuman Jokowi sebagai capres dan dalam masa kampanye 10--20 hari kampanye terbuka, elektabilitas PDIP sebesar 21 persen, hanya naik sekitar 5 persen dibandingkan hasil survei SMRC periode Februari 2014 sebesar 16 persen.
"Kenaikan dukungan ke PDIP ini tidak setinggi yang diperkirakan sebelumnya, yakni sekitar 25 persen. Bahkan, PDIP belum pulih ke posisi Desember 2013 ketika PDIP mendapat suara 25 persen," katanya.
Sedangkan, sembilan parpol lainnya tidak mengalami penurunan secara signifikan. Bahkan, cenderung naik sejalan dengan berkurangnya pemilih mengambang (swing voters).
Hasil survei SMRC menunjukkan, elektabilitas PDIP (21 persen), Partai Golkar (16,1 persen), Partai Gerindra (10,5 persen), Partai Demokrat (9,9 persen), PKB (8,5 persen), PPP (5,9 persen), Partai Hanura (5,5 persen), Partai NasDem (5,4 persen), PAN (4,8 persen), PKS (4,1 persen), PBB (1,0 persen), dan PKPI (0,6 persen).
"Golkar, Demokrat, dan partai-partai lain cenderung stabil atau sedikit naik sebelum dan sesudah 10 hari kampanye dan 20 hari pengumuman Jokowi sebagai capres," kata Djayadi Hanan.
Kendati demikian, hasil survei SMRC menunjukkan elektabilitas Jokowi sebagai capres dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan cukup signifikan, meski tidak diikuti oleh naiknya secara tajam dukungan terhadap PDIP.
"Jokowi berpeluang besar menjadi Presiden, namun untuk mencalonkannya, PDIP tampaknya harus berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi ketentuan presidential threshold (PT) 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara secara nasional," katanya.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014