Jakarta (ANTARA) - Kondisi di Bangkok pada Kamis secara berangsur mulai normal, setelah pemerintah baru menyatakan Rabu (20/9) sebagai hari libur nasional. "Kantor, bank, sekolah yang Rabu tutup, pada Kamis sudah melakukan aktivitas seperti biasa. Jalanan pun, yang kemarin sepi, sekarang sudah berangsur ramai," kata Wakil Dubes RI di Bangkok, Sunten Manurung, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis. Dia mengemukakan tampaknya masyarakat Bangkok tidak terlalu terganggu dengan adanya pengambilalihan kekuasaan, bisa jadi salah satu alasannya karena kudeta yang terjadi tidak berdarah. "Memang tentara masih terlihat di sudut-sudut kota, tapi sepertinya masyarakat tidak terlalu terganggu," katanya. Manurung mengatakan pemerintah baru pada Rabu mengundang para diplomat dan atase pertahanan untuk menghadiri taklimat yang diberikan pemimpin kudeta, Jenderal Sonthi Sonthi Boonyaratglin. "Jendral Sonthi mengatakan dalam dua pekan akan ada kepala pemerintah sementara dan tahun depan akan dilakukan Pemilu," kata Manurung -- yang hadir dalam taklimat itu, mewakili Dubes Ibrahim Yusuf, yang sedang dinas ke Jakarta. Mengenai dampak kudeta terhadap kegiatan WNI di Thailand, Wakil Dubes mengemukakan peristiwa itu tidak banyak berpengaruh. "Secara langsung tidak ada dampak, hanya mungkin beberapa pembicaraan tertunda, karena pada Rabu kantor tutup dan belum ada pejabat resmi sebab pemerintahnya baru. Kemungkinan besar pula jadwal pemulangan Orangutan ke Indonesia yang seharusnya dilakukan pada 23 September ini mundur," katanya. Manurung mengemukakan hingga Kamis masih ada beberapa pertanyaan ke KBRI dari WNI di Thailand dan pihaknya mengimbau warga agar tetap tenang, namun tetap mengikuti perkembangan. "Sejauh ini hanya ada satu WNI kita yang pulang lebih awal dari Thailand, itu terjadi pada Rabu. Yang bersangkutan berada di Thailand untuk urusan pribadi," kata Manurung. Menurut data KBRI, terdapat sekitar 500 WNI yang menetap di Thailand, paling banyak adalah mereka yang sedang belajar, disusul pekerja dan beberapa ABK (anak buah kapal). Hari Rabu, Raja Bhumibol Adulyadej telah mencalonkan pemimpin kudeta untuk mengepalai Dewan Pembaruan Pemerintah (ARC). Guna menciptakan perdamaian dan ketenangan di negeri tersebut, Raja Bhumibol menunjuk Jenderal Sonthi sebagai kepala ARC, demikian isi pengumuman yang ditayangkan oleh stasiun televisi negara Rabu. (*)
Copyright © ANTARA 2006