Jakarta (ANTARA) - Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) menyebutkan dibutuhkan penguatan tiga pilar pada hal-hal yang menyangkut dengan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) untuk dapat menumbuhkan bahkan mempercepat ekonomi digital Indonesia.

Peneliti ELSAM Nurul Ismi mengungkap tiga pilar AI itu ialah AI economics, AI People, AI societal impact.

"Dalam optimalisasi tiga pilar tresebut akan sangat tergantung pada penyiapan pilar-pilar pendukung yang selaras dengan berbagai dokumen jangka menengah dan jangka panjang," kata Nurul di dalam acara Diskusi Publik bertajuk "Peluncuran AI Transformation Policy Manifesto, Rekomendasi untuk Optimalisasi Ekonomi Digital Indonesia" di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Wamenkominfo: Kolaborasi akan memampukan Indonesia jadi pusat AI ASEAN

Lebih lanjut, Nurul membedah satu persatu hal yang perlu dikuatkan dari masing-masing pilar utama AI itu.

Untuk pilar AI Economics, dalam studi ELSAM disebutkan bahwa Indonesia membutuhkan tata kelola terkait klasifikasi dan kejelasan metode penyimpanan data, baik data yang sifatnya privat maupun data publik untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi pengembangan AI.

Penguatan lebih rinci bisa dilakukan dengan pengaturan pada sistem awan komputasi atau cloud secara nasional yang kini juga awam dikenal sebagai lokasi pusat data oleh industri.

Selanjutnya pada penguatan juga harus dilakukan pada pilar AI People sebagai pilar kedua.

Baca juga: Wamenkominfo ungkap cara demokratisasi AI lewat empat strategi

Pilar ini memiliki peranan penting karena talenta digital memampukan dan mewujudkan munculnya inovasi dan solusi baru dari AI untuk masyarakat.

Peningkatan pilar ini bisa dilakukan dengan memperbanyak dan mengasah lebih banyak keterampilan digital masyarakat yang berfokus pada pemanfaatan data hingga memahami keamanan siber untuk mendukung ketahanan nasional.

Terakhir, pilar yang perlu dikuatkan ialah Pilar AI Societal Impact. Memastikan bahwa AI bisa mendukung pertumbuhan di banyak sisi kehidupan mulai dari sosial, budaya, hingga politik.

Dalam hal ini, pengembangan AI bisa difokuskan untuk mengentaskan korupsi pada sistem layanan publik, berfokus pada pengembangan agrikultur dan ketahanan pangan, mendukung hadirnya energi hijau dan dekarbonisasi, serta memastikan AI dikembangkan dan mampu menjaga keamanan digital anak hingga remaja.

Baca juga: Menkominfo minta pengembang jadikan AI untuk kebaikan umat manusia

Dengan ketiga pilar utama AI dikuatkan maka diyakini Indonesia bisa mendapatkan pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan dan signifikan sejalan dengan rencana jangka panjang menciptakan Visi Indonesia Emas 2045.

"AI harus mendukung visi strategis Indonesia Emas 2045, baik dalam jangka panjang, menengah, maupun visi misi pemerintah baru 2024–2029," ujar Nurul Ismi.

Sebagai salah satu pelaku industri yang mengembangkan AI di Indonesia, perusahaan teknologi berskala global, Microsoft dalam acara yang sama mengemukakan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan AI yang berkelanjutan di Indonesia.

Apalagi dalam studi Microsoft bertajuk "World Trend Index 2024" menunjukkan cukup siap menyambut era serba AI.

Dalam laporan yang hasilnya didapatkan dari survei pada 31.000 responden di 31 negara didapati bahwa 92 persen pegawai di Indonesia telah akrab dengan teknologi generative AI.

Baca juga: Pemerintah siapkan infrastruktur digital pendukung pengembangan AI

Lalu para petinggi di perusahaan Indonesia juga 92 persennya merasa yakin untuk mengembangkan usaha sejalan dengan perkembangan AI.

Selain itu, 90 persen dari petinggi itu percaya bahwa karyawan harus memahami pemanfaatan AI karena mungkin ada beberapa pekerjaan yang harus melakukan transisi dari yang sifatnya manual ke otomatisasi sehingga tercipta potensi baru dan semua itu harus diselaraskan.

Director Goverment Affairs Microsoft Indonesia dan Brunei Darussalam Ajar Edi mengatakan berkaca dari semua data tersebut maka tak perlu diherankan bahwa Indonesia bisa mendapatkan pertumbuhan yang signifikan termasuk dalam hal penggunaan AI untuk menumbuhkan ekonomi digital.

"Indonesia potensinya besar, investasi yang masuk besar, termasuk Microsoft, CEO kami ke sini bertemu Presiden menyampaikan waktu itu komitmen tambahan baru untuk infrastruktur dan AI. Tidak semua negara, kami berkomitmen untuk itu, ketika angka-angkanya di Indonesia potensinya besar dan kemudian pemerintahan menunjukkan stabilitas pertumbuhan, kami juga melihat potensi yang besar sekali atas ekonomi AI di Indonesia," ujar Edi.

Baca juga: Inisiatif Kemenkominfo buat AI optimal dukung pertumbuhan industri

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024