Makassar (ANTARA News) - Panitia Pasar Wisata Indonesia (Tourism Indonesia Mart and Expo-TIME) 2006 yang sedang berlangsung di Makassar, menargetkan jumlah transaksi wisata mencapai sekitar 150 juta Dollar AS, melebihi transkasi TIME Yogyakarta dua tahun lalu sekitar 130 juta Dollar AS. "Pokoknya kita harus mencapai target itu untuk membuktikan bahwa Kawasan Timur Indonesia memiliki banyak potensi wisata yang menarik," kata Nico B Pasaka, Koordinator Liputan TIME 2006, di Makassar, Kamis. Menurut Ketua Asita Sulsel itu, sejauh ini potensi wisata yang dimiliki sejumlah daerah di KTI mendapat perhatian dan diminati oleh para buyers yang hadir sehingga diyakini bisa bersaing dengan obyek wisata kawasan barat Indonesia. Ia berharap TIME kali ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan kepada para buyers (pembeli) tentang keanekaragaman obyek wisata alam dan budaya yang dimiliki KTI. Nico optimistis target akan tercapai karena buyers yang hadir di arena pasar wisata bertaraf internasional ini adalah para 'decision maker' (pengambil kebijakan) dalam perusahaan mereka. Umumnya buyers yang hadir memiliki biro perjalanan wisata yang akan membeli produk-produk wisata di Indoensia untuk dijual di negara mereka. Namun ia menyayangkan bahwa masih sedikit produk wisata yang dijual oleh para pengusaha biro perjalanan di Indonesia dalam bahasa Mandarin. Padahal, buyers yang datang kebanyakan dari China yang merupakan pasar potensial bagi wisata Indonesia, khususnya KTI dimasa mendatang. "China itu memiliki karakter yang senang berbelanja. Bagi mereka, daerah wisata yang asyik dikunjungi bila keamanan, fasilitas dan aksesibilitas menunjang kelancaran tur mereka," ujar Nico dan menambahkan bahwa China bagaikan `harimau tidur` yang ingin dibangunkan dengan menjadikannya sebagai target pemasaran. Apalagi, China memiliki ikatan emosional dengan sejumlah warga keturunan Tionghoa di Indonesia, khususnya Makassar. Menurut dia, ada sekitar 24 juta orang China yang keluar negeri setiap tahun. Sebanyak 1,3 diantaranya mengunjungi Malaysia, sementara Indonesia hanya sekitar 97.000 orang. "Bayangkan, kalau lima persen saja wisatawan China datang ke Makassar dengan lama tinggal rata-rata lima hari, tentu akan membantu roda perekonomian masyarakat setempat," jelas Nico yang dikenal sebagai "Bapak Pariwisata" di Sulsel itu. Dia juga membantah bila sellers yang hadir di TIME 2006 tidak siap menjual produk wisatanya menyusul keluhan buyers asal China yang mengaku sulit mendapatkan kepastian harga mengenai paket kunjungan wisata ke Indonesia. "Semua produk yang dijual dalam TIME ini sudah tertera harganya," ujar Nico dan menambahkan bahwa yang menjadi persoalan sebenarnya adalah kurangnya promosi atau produk-produk wisata yang akan dijual dalam bahasa Mandarin karena kebanyakan sellers menjual dalam bahasa Inggris. TIME 2006 yang dibuka hari Selasa (19/9) di Hotel Clarion Makassar, akan ditutup Kamis malam (21/9). (*)

Copyright © ANTARA 2006