Kegiatan ini sangat penting agar bisa mengatasi permasalahan lahan kritis eks tambang batu bara jadi lahan bermanfaat.
Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) membantu lembaga pendidikan seperti sekolah yang berniat untuk mengembangkan lahan kritis menjadi kawasan pertanian terpadu.

“Kegiatan ini sangat penting agar bisa mengatasi permasalahan lahan kritis eks tambang batu bara jadi lahan bermanfaat,” kata Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik, di Samarinda, Selasa.

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu mengharapkan Dinas ESDM setempat bisa mengomunikasikan untuk kerja sama pemilik lahan tambang dengan warga atau sekolah.

“Tenaga yang mengerjakan lahan bisa warga sekitar maupun adik-adik SMK,” ujarnya.

Pemprov Kaltim, katanya lagi, siap membantu bibit, juga pendampingan melalui instansi teknis terkait, termasuk pascapanen (pemasaran).

“Yang jelas, membangun pertanian di lahan eks tambang itu perlu kolaborasi,” ujarnya menegaskan.

Akmal Malik ikut hadir dalam panen perdana melon Golden di lahan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Agro Bara binaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim.

Lahan P4S Agro Bara Jalan Bukit Seribu, Sungai Siring Samarinda, Kecamatan Samarinda Utara, merupakan lahan eks tambang batu bara.

Akmal mengapresiasi panen perdana greenhouse P4S Agro Bara sebagai lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian terpadu.

“Di lahan ini ada pakan ternak, tanaman melon dan peternakan kambing serta sapi. Ini dimanfaatkan di lahan eks tambang seluas 14 hektare milik Ibu Rosmelati, walaupun perusahaan tambang bukan miliknya,” ujar Akmal Malik, usai panen Melon P4S Agro Bara bersama para pelajar SMKN 9, SMKN 19, SMKN 20 dan SMK SPP Samarinda.

Menurut dia, kegiatan pertanian di lahan eks tambang oleh Rosmelati dengan P4S Agro Bara dapat menjadi percontohan dalam rangka optimaliasi lahan kritis menjadi lahan bernilai ekonomis.
Baca juga: Enam Juta Hektare Lahan Kritis di Kaltim
Baca juga: 8,1 juta hektar lahan Kaltim kritis

Pewarta: Arumanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024