Yogyakarta, (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg LH), Rachmat Witoelar mengatakan, pembuangan lumpur ke Sungai Porong merupakan salah satu alternatif untuk menangani dampak terus meluapnya semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur. "Lumpur yang ada saat ini sudah lebih dari 50.000 meter kubik, sehingga pemerintah mengambil jalan untuk mengalirkannya ke Sungai Porong," katanya kepada wartawan saat berlangsung acara Temu kader Lingkungan se-Jawa di gedung Magister Manajemen (MM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (21/9). Ia mengatakan tim nasional yang khusus menangani masalah semburan lumpur ini sudah bekerja dan melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menekan dampak buruk dari luapan lumpur tersebut. Beberapa saat setelah Meneg LH membuka acara dan meninggalkan gedung MM UGM, puluhan aktivis lingkungan dari seluruh kabupaten di Indonesia yang tergabung dalam Environment Parliament Watch (EPW) melakukan aksi unjukrasa menuntut pemerintah secepatnya menyelesaikan kasus lumpur panas PT Lapindo Brantas. "Pemerintah harus mencabut izin operasional PT Lapindo Brantas dan mewajibkan perusahaan itu membayar semua kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tersebut," kata Koordinator EPW, Sahar Sulur.(*)
Copyright © ANTARA 2006