Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara Republik Indonesia akan mengerahkan satuan tugas khusus menjelang pencoblosan pemilu legislatif pada 9 April mendatang.
"Polri sudah membentuk satgas di Polda, dari Polda maupun Polres akan melakukan pengamanan di tiap tahapan," kata Direktur Tindak Pidana Umum Brigjen Pol Herry Prastowo dalam diskusi di RRI, Jakarta, Kamis.
Herry mengatakan satgas khusus tersebut akan fokus pada pengamanan di daerah-daerah rawan konflik, di antaranya, Aceh, Maluku, Papua, dan Poso.
"Jadi sudah dihitung, aman atau rawan, bagaimana pengamanan di wilayah itu sesuai arahan," katanya.
Misalnya di Aceh, dia menyebutkan, pihaknya juga melibatkan Brimob untuk membentuk operasi khusus Mantap Brata.
Untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran, dia mengatakan akan mengoptimalkan fungsi Sentra Gakumdu, yang terdiri dari Badan Pengawas Pemilu, Kepolisian, serta Kejaksaan.
"Peran kami, meneliti atau mengkaji, yang masuk ke dalam tindak pidana pemilu, masuk ke kepolisian," katanya.
Polri telah menyiagakan sejumlah personel dalam Apel Mantap Brata Kesiapan Pemilu 2014.
Sebanyak 253.035 personel merupakan satuan tugas (satgas) telah dibentuk dan dikerahkan baik di tingkat pusat, daerah hingga ke polres.
Secara keseluruhan, terdapat 31 Polda dengan 11 Polda yang dikepalai Kapolda berpangkat Irjen dan 20 Kapolda berpangkat Brigjen.
Sementara itu, terdapat 450 Polres, yang terdiri dari 450 Polrestabes dan 20 Polresta dengan dikepalai Kapolres berpangkat AKBP serta 8.000 Polsek di seluruh Indonesia untuk mengamankan dalam Operasi Mantap Brata.
Selain itu, pengamanan juga melibatkan 23.450 personel TNI, sekitar 1 juta Linmas untuk mengamankan sekitar 186,6 juta pemilih di 545.778 tempat pemungutan suara (TPS).
Pengamanan tersebut berlangsung selama 224 hari itu, mulai dari pengamanan pendistribusian logistik pemilu hingga pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, pihaknya mengedepankan kegiatan preventif, preemtif dan represif.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014