Makassar (ANTARA) - Dekan Pascasarjana Universitas Hasanuddin yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Prof dr Budu, PhD, SpM(K), M.Med.Ed menjadi pembicara pada Kongres Ahli Mata Sedunia di Kanada.

Prof Budu dalam keterangannya di Makassar, Selasa, mengatakan dirinya di forum dunia itu berkesempatan menyampaikan presentasi berjudul “Patient Perception about Diabetic Retinopathy” pada sesi Diabetic Eye Desease.

Presentasi ini membahas tentang diabetes atau kencing manis yang berdampak pada kerusakan syaraf mata/retina yang disebut Diabetic Retinopathy (DR) atau retinopati diabetik.

DR merupakan kondisi mata yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan orang yang mengalami diabetes. Menurut laporan, prevalensi DR pada penderita diabetes mencapai 43,1 persen, dan ancaman kehilangan penglihatan hingga 26,1 persen.

“Ada penelitian yang kami lakukan dengan sampel sebanyak 264 pasien diabetes di RS Unhas. Mereka menyadari adanya dampak berbahaya dari penyakit yang mereka derita terhadap mata. Namun kebanyakan mereka sangat rendah pengetahuannya tentang skrining atau pemeriksaan secara berkala,” kata Prof Budu.

Untuk itu, penderita diabetes perlu memperoleh literasi tentang dampak dari penyakit yang mereka derita dengan kesehatan mata.

"Apalagi, kondisi yang berkelanjutan tanpa penanganan tepat dapat berdampak pada kebutaan permanen," tandasnya.

Sementara Presiden International Council of Ophthalmology (ICO) Neeru Gupta MD PhD, mengatakan kegiatan bertajuk The 39th World Ophthalmology Congress (Kongres Oftalmologi Seluruh Dunia ke-39) ini berlangsung di Vancouver, Kanada, 16 – 19 Agustus 2024.

Kongres Oftalmologi Sedunia ke-39 merupakan kegiatan reguler yang diselenggarakan oleh International Council of Ophthalmology (ICO).

Lembaga ini beranggotakan komunitas dan organisasi para ahli dan spesialis mata yang berasal dari 180 negara di dunia, dan memiliki hubungan resmi dengan World Health Organization. Pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh ICO telah dimulai sejak tahun 1857.

Oftalmologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari anatomi, fisiologi, dan penyakit mata.

Spesialis oftalmologi, atau ophthalmologist, menangani masalah mata, mulai dari diagnosis dan pengobatan hingga pembedahan. Kongres ke-39 ini dihadiri oleh dokter dan spesialis mata dari seluruh dunia, membahas perkembangan terkini dalam bidang kesehatan mata yang mencakup semua sub spesialisasi, dan memaparkan hasil-hasil penelitian terbaru.

Neeru Gupta menjelaskan pertemuan dan kegiatan pada ajang WOC ke-39 ini dirancang dengan cermat untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan dalam bidang oftalmologi umum dan bidang sub spesialisasi melalui simposium, kursus khusus, dan lokakarya transfer keterampilan.

“Penelitian inovatif dan terobosan medis serta bedah mutakhir akan disorot secara menyeluruh,” kata Neeru Gupta dalam pesan selamat datangnya.

Baca juga: Unhas-Balai Kelestarian gelar pameran Jalur Rempah Jalan Budaya

Baca juga: Mahasiswa Unhas raih "honorable mention" di IMC Bulgaria

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024