Jakarta (ANTARA) - Pengajaran bahasa kepada anak sebaiknya dilakukan melalui interaksi langsung dengan orang tua dan penutur lain, bukan dengan memutarkan video-video menggunakan perangkat elektronik saja.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K) mengatakan bahwa membiarkan anak belajar bahasa sendiri dengan melihat video saja berisiko menghambat perkembangan kemampuan interaksi dan bicara anak.

"Cara pengajarannya tidak tepat, anak-anak dibiarkan belajar sendiri, misalnya di YouTube. Ini akan bisa memperlambat kemampuan bicaranya," katanya dalam acara diskusi daring bertajuk "Plus Minus Mengajarkan Bilingual pada Anak" yang diikuti dari Jakarta, Selasa.

Piprim mengatakan bahwa anak-anak membutuhkan stimulasi bahasa untuk memperbanyak kosa kata.

Menurut dia, kemampuan anak berbahasa dipengaruhi oleh stimulasi bahasa dari orang tua dan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Interaksi langsung dua arah antara anak dengan orang tua dan penutur yang lain, ia mengatakan, memungkinkan anak untuk menyerap bahasa dan menggunakannya.

"​​​​Kita melihat sekarang ini banyak orang tua yang mengajarkan (dengan cara) anak-anaknya diberikan gadget, dan akibatnya banyak sekali anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara karena stimulasi yang tidak interaktif. Ini tentunya kita tidak inginkan," katanya.

Baca juga: Manfaat mengajarkan lebih dari satu bahasa kepada anak

Baca juga: Perhatikan kemampuan anak jika ingin ajarkan lebih dari satu bahasa


Guru besar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. Dr. Rini Sekartini Sp.A(K) mengatakan bahwa pengajaran bahasa asing kepada anak dengan menggunakan media seperti internet saja tidak akan efektif.

"Dari gadget itu memang wawasannya jadi lebih luas, ada anak yang bisa ngomong bahasa macam-macam, tapi dia tidak mengerti," katanya, menambahkan, "Meniru apa yang dia dengar belum tentu paham."

Rini menyarankan orang tua yang ingin mengembangkan kemampuan berbahasa anak secara konsisten mencontohkan penggunaan bahasa dalam kegiatan sehari-hari serta melatih anak berkomunikasi dengan orang lain.

"Itu penting sekali, karena selanjutnya kan anak ada hidup di luar rumah, sehingga harus bisa berkomunikasi dengan orang-orang di luar rumahnya, di sekolah, di tempat bermain, dan lain-lain," kata Rini.

Baca juga: Buku bacaan cetak masih dibutuhkan untuk anak usia dini

Baca juga: Waspadai gangguan pendengaran jika anak belum bisa bicara pada usia setahun

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024