Mudah-mudahan pada tahun depan kita sudah menggapai itu, sehingga kalau itu tergapai, kita sudah selevel dengan FDA (Food and Drug Administration) United States, FDA Uni Eropa, dan sebagainya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan ada sejumlah impian BPOM yang dia upayakan, yang pertama adalah menjadikan BPOM selevel dengan badan regulasi obat dan makanan internasional.

"Mudah-mudahan pada tahun depan kita sudah menggapai itu, sehingga kalau itu tergapai, kita sudah selevel dengan FDA (Food and Drug Administration) United States, FDA Uni Eropa, dan sebagainya," kata Taruna Ikrar dalam acara serah terima jabatan Kepala BPOM yang ditayangkan di kanal Youtube resmi BPOM, di Jakarta, Selasa.

Apabila mimpi tersebut tercapai, kata dia, maka produk-produk makanan dan obat yang diproduksi dan diregulasi di Indonesia akan memiliki standar yang diakui tak hanya di Asia Tenggara, tapi juga seluruh dunia.

Taruna menilai makanan dan obat-obatan adalah hal penting dalam kehidupan rakyat Indonesia. Bahkan, kata dia, presiden terpilih Prabowo Subianto menilai kedua hal itu sebagai proses pertahanan negara, selain persenjataan.

Baca juga: Taruna Ikrar ceritakan peran Prabowo dalam karirnya menuju Kepala BPOM

"Di mata pemikiran baik presiden terpilih maupun tentu Presiden Jokowi, pasti menganggap ya jadi lembaga kita ini sangat terhormat dan sangat penting," katanya.

Taruna menambahkan impian lainnya adalah mendorong BPOM untuk turut andil dalam membantu proses inovasi dalam pengobatan. Dia mencontohkan pernah melakukan riset yang pada akhirnya menghasilkan terapi gen, yang pada saat itu belum banyak dibicarakan.

Selain itu dia juga mengupayakan impian lain yakni membuat BPOM berkembang dalam hal uji klinis standar. Seiring waktu, lanjutnya, referensi dan teks senantiasa berubah, sehingga acuan juga berubah dan regulasi pun harus mengikuti itu.

"Jangan kita tinggal di tempat, sehingga kadang ada obat-obat yang dulunya di luar negeri sudah sangat bagus, sudah masuk, tapi bertahun-tahun belum bisa sampai ke sini. Apa alasannya? Mungkin karena salah satu faktornya standar parameter yang kita gunakan sudah tidak cocok lagi," kata Taruna Ikrar.

Baca juga: Profil Taruna Ikrar, Kepala BPOM baru pada reshuffle kali ini

Dalam kesempatan yang sama Plt Kepala BPOM periode November 2023-Agustus 2024 Lucia Rizka Andalusia berpesan kepada Kepala BPOM baru agar sukses memasukkan institusi itu ke WHO-listed Authority (WLA)  agar dapat menjadi otoritas obat yang kuat dan diakui setara dengan negara-negara maju oleh WHO.

"Karena kalau kita akan masuk dalam WLA, maka bukan hanya kita menjadi otoritas yang kuat, tapi industri-industri farmasi kita itu juga akan mendapat dukungan untuk bersaing di pasar global," kata Rizka.

Dia mengatakan biasanya ketika mengimpor suatu obat, sebuah negara akan menanyakan bagaimana otoritas yang meregulasi obat tersebut. Apabila otoritasnya kuat, katanya, mereka lebih mudah menerima obat-obatannya.

Baca juga: Forum WLA ke-6 Diakhiri dengan Seruan Kuat untuk Kerja Sama Ilmiah Global

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024