“Kita tinggal menunggu pihak Indonesia untuk menentukan apa yang mereka cari dan bagaimana kita dapat melanjutkan kerja sama bilateral ini,” kata Dubes Tolchenov dalam pengarahan pers di Jakarta, Selasa.
Dubes Tolchenov menyebutkan bahwa pembicaraan kerja sama penggunaan nuklir sebagai sumber energi antara Indonesia dan Rusia sudah berlangsung cukup lama.
Dia mengatakan bahwa pembicaraan kerja sama energi tersebut bahkan sudah dibicarakan sejak dia bertugas di Indonesia 16 tahun yang lalu.
“Bahkan pada saat itu, para menteri dan lembaga terkait di Indonesia sangat antusias untuk membahas masalah pendirian sesuatu yang kami sebut sebagai Reaktor Modular Kecil,” ujar Dubes Tolchenov.
Baca juga: Dubes Jose nilai Rusia mitra tepat untuk kembangkan PLTN di Indonesia
Dia menambahkan bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto juga sudah membahas kerja sama tersebut dengan ROSATOM, perusahaan energi atom Rusia, saat Airlangga berkunjung ke Moskow pada Juni lalu.
“Kami benar-benar mencari prospek dan hasil positif dalam kerja sama di bidang ini,” kata Tolchenov.
ROSATOM adalah perusahaan energi atom negara milik Federasi Rusia yang memiliki strategi untuk mengembangkan pembangkit rendah karbon, termasuk tenaga angin.
Perusahaan tersebut memiliki semua teknologi siklus bahan bakar nuklir, mulai dari penambangan uranium hingga siklus hidup fasilitas nuklir.
Kegiatan perusahaan tersebut juga mencakup produksi produk non-nuklir, kedokteran nuklir, digitalisasi dan pengembangan perangkat lunak, logistik dan pengembangan Rute Laut Utara.
Baca juga: Rusia siap berbagi pengalaman dengan RI untuk kembangkan energi nuklir
Baca juga: Rusia ingin tingkatkan kerja sama nuklir dengan Asia, Timur Tengah
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024