Jakarta (ANTARA News) - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 mampu mencapai tujuh persen jika ada perubahan kebijakan ekonomi.
"Untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan konsistensi kebijakan, komitmen, dan sinergitas antara sektor atau lembaga serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah," kata Direktur INDEF Enny Sri Hartati dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
INDEF, menurut Enny, mencatat empat strategi untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi tujuh persen pada 2019 yaitu strategi ketahanan pangan, ketahanan energi, percepatan infrastruktur, dan pengembalian surplus perdagangan.
"Peningkatan produksi pangan dalam negeri dapat dilakukan dengan manajemen usaha tani, inovasi kelembagaan dan input pertanian, alokasi APBN untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian, dan pengendalian ketat konversi lahan pertanian pangan," katanya.
Enny mengatakan strategi ketahanan energi dapat ditempuh antara lain dengan cara pembatasan kendaraan pribadi, efisiensi bahan bakar minyak pada sektor transportasi dan pengembangan transportasi publik.
Sementara, strategi percepatan infrastruktur dicapai dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur sektor pertanian dan maritim selain kepastian lahan untuk pembangunan infrastruktur.
"Langkah fundamental untuk mengurangi defisit neraca perdagangan adalah dengan mengendalikan impor bahan bakar minyak, selain meningkatkan nilai ekspor melalui percepatan hilirisasi industri," kata Enny.
Enny mengatakan jika pemerintah tidak melakukan strategi dan kebijakan yang fundamental, Indonesia akan terus terbelit pada persoalan ekonomi yang sama dan terbejak pada "middle income trap".
Di samping proyeksi pertumbuhan ekonomi, INDEF juga memproyeksikan inflasi mencapai empat persen, rasio pajak 20 persen, rasio gini 0,31 persen, dan tingkat pengangguran terbuka tiga persen pada 2019 jika pemerintah mampu merebut momentum kebijakan ekonomi dalam lima tahun mendatang.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014