Ankara (ANTARA) - Filipina mengancam akan mengajukan kasus melawan China di PBB atas insiden tabrakan kapal di Laut China Selatan (LCS).

Juru bicara Dewan Maritim Nasional Alexander Lopez mengatakan Manila sedang mempertimbangkan untuk mengajukan kasus tersebut, dan menuduh Beijing melanggar hukum internasional.

"Kami sedang mencermatinya, terutama bagian dari Penjaga Pantai, karena mereka lebih tahu," kata Lopez, seperti dilaporkan Manila Times pada Selasa.

Ia mendesak China untuk menahan diri bertindak agresif dan mematuhi hukum internasional.

Pada Senin (19/8), Filipina melaporkan bahwa dua kapal penjaga pantainya rusak dalam tabrakan dengan kapal-kapal China yang disebut melakukan manuver yang melanggar hukum dan agresif di dekat terumbu karang di LCS.

Minggu lalu, Manila mengajukan protes diplomatik kepada Beijing atas apa yang disebutnya "manuver berbahaya" di LCS, perairan yang disengketakan.

Manila mengatakan pesawat militer China menjatuhkan suar di jalur pesawat Angkatan Udara Filipina yang terbang di atas Dangkalan Scarborough.

Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian kemudian mendesak Manila untuk segera menghentikan "kegiatan pelanggaran dan provokasi" di Huangyan Dao atau Dangkalan Scarborough--menurut penyebutan Filipina.

China mengklaim sebagian besar LCS, termasuk Dangkalan Sabina, yang terletak 140 kilometer di sebelah barat Pulau Palawan, Filipina.


Sumber: Anadolu
Baca juga: Beijing: Kapal Filipina masuki Laut China Selatan tanpa izin
Baca juga: China minta Filipina pindahkan kapal perang dari Laut China Selatan
Baca juga: AS dukung Manila terkait tabrakan kapal Filipina-China di LCS

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024