Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, manfaatkan pengeras suara di seluruh masjid di sepanjang pesisir selatan sebagai pengganti sirene peringatan ketika terjadi potensi tsunami.  

Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Sukma Wijaya di Cianjur Selasa, mengatakan sekitar 9 sirene peringatan tsunami milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ada di sepanjang pesisir pantai selatan Cianjur, ditakutkan tidak berfungsi.

"Sirene milik BNPB tidak berbunyi secara otomatis ketika ada peringatan tsunami, harus dipencet operator atau petugas, sehingga kami manfaatkan pengeras suara atau toa masjid untuk pengganti sirene," katanya.  

Dia menjelaskan, alat peringatan tsunami yang terpasang dikabarkan perlu perbaikan setelah mengalami kerusakan atau berkarat akibat angin laut karena sudah terpasang cukup lama, sehingga dikhawatirkan sudah tidak berfungsi dengan baik.

Sehingga pihaknya mencari alternatif lain sebagai peringatan dini dengan pengeras suara di setiap masjid yang ada di tiga kecamatan di pesisir selatan mulai dari Kecamatan Cidaun, Sindangbarang dan Agrabinta.  

"Kami akan melibatkan puluhan Relawan Tangguh Bencana (Retana) ketika ada informasi potensi tsunami dari BMKG, relawan di setiap desa segera mengumumkannya lewat toa masjid," katanya.  

Bahkan sejak tiga bulan yang lalu, pihaknya telah melakukan simulasi penyelamatan dan penanggulangan bencana tsunami terhadap 90 Retana yang ada di 18 desa di sepanjang pesisir pantai Cianjur selatan.  

"Retana akan mengarahkan warga harus lari kemana jika terjadi tsunami, meski kami berharap tsunami tidak pernah terjadi namun kewaspadaan tetap harus ditingkatkan," katanya.

Dia menambahkan, setiap desa memiliki 5 orang personil Retana dan jumlah desa wilayah pesisir mulai Kecamatan Cidaun, Sidangbarang, dan Agrabinta sebanyak 18 desa, sudah mendapat pelatihan simulasi ketika terjadi tsunami.

"Kami melalui relawan di setiap desa telah memasang rambu-rambu jalur evakuasi di sepanjang pantai selatan Cianjur yang memiliki bentangan 75 kilometer," katanya.

Baca juga: BNPB kembali gulirkan bantuan gempa senilai Rp550 miliar ke Cianjur
Baca juga: BPBD Cianjur pastikan jalur selatan sudah dapat dilalui kendaraan
Baca juga: BPBD Cianjur: Puluhan KK korban pergerakan tanah kembali ke rumah

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024