BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI Agustus ini
Jakarta (ANTARA) -
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menilai Bank Indonesia (BI) perlu mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate tetap di level 6,25 persen pada bulan ini.
 
"BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI Agustus ini," kata Riefky di Jakarta, Selasa.
 
Menurut Riefky, meskipun inflasi menurun, penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat meningkatkan volatilitas rupiah dan berpotensi melemahkan rupiah karena dapat memicu arus modal keluar.
 
Untuk menjaga perbedaan suku bunga dan menstabilkan mata uang, Bank Indonesia perlu menyelaraskan momentum penurunan suku bunga dengan pelonggaran moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Oleh karena itu, Riefky memandang BI dapat tetap menahan BI-Rate di level saat ini.
 
Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia saat ini berada di posisi yang cukup baik dari aspek nilai tukar. Masuknya arus modal asing dalam beberapa pekan belakangan memicu apresiasi rupiah dan mengurangi tekanan eksternal.
 
Di sisi lain, inflasi domestik mencapai titik terendahnya dalam 30 bulan terakhir dan secara bulanan mencatatkan deflasi selama tiga bulan berturut-turut, mengindikasikan adanya potensi penurunan daya beli masyarakat.
 
Perkembangan tingkat inflasi juga memberi sinyal bahwa adanya potensi kebutuhan untuk penurunan suku bunga untuk memacu tumbuhnya permintaan agregat.
 
Namun, pemotongan suku bunga acuan yang terlalu dini berisiko mendorong arus modal keluar sehingga meningkatkan volatilitas dan memicu depresiasi rupiah.
 
Oleh sebab itu, Riefky menuturkan pemotongan suku bunga acuan oleh BI nampaknya perlu sejalan dengan momentum pemotongan suku bunga The Fed untuk menjaga perbedaan tingkat suku bunga.

Baca juga: Rupiah menguat 114 poin jelang pengumuman hasil RDG BI 
Baca juga: BI: Modal asing masuk bersih ke Indonesia capai Rp9,67 triliun
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024