Aspek budaya sekitar 25 persen dari semua rekomendasi penelitian yang telah diterbitkan
Mataram (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengakui kampus punya andil besar dalam mengkaji dan meneliti berbagai budaya yang berkembang di provinsi itu. 

"Aspek budaya sekitar 25 persen dari semua rekomendasi penelitian yang telah diterbitkan," kata Kepala BRIDA NTB Lalu Suryadi saat ditemui di Museum NTB, Mataram, Selasa.

Suryadi mengungkapkan kampus-kampus yang memiliki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) kini melihat budaya dan sejarah sebagai objek penelitian yang menarik. Bahkan di Fakultas Sosiologi, riset budaya juga menjadi atensi para dosen maupun mahasiswa.

Baca juga: NTB angkat budaya menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata

Berbagai sekolah pariwisata yang berada di NTB juga ada yang melakukan kajian dan penelitian tentang budaya.

"Dari semua hasil penelitian itu, kami mengambil intisarinya untuk menjadi bahan rekomendasi bagi arah pembangunan," kata Suryadi.

BRIDA NTB memiliki dua prioritas riset dan inovasi yaitu pertanian dan pariwisata. Sektor pariwisata dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan erat, sehingga hasil riset budaya menjadi rekomendasi bagi pengembangan pariwisata.

Baca juga: Pemprov NTB ungkap potensi perdagangan karbon perhutanan sosial

Apalagi, kata dia, pemerintah NTB kini mulai melirik potensi budaya untuk menjadi bahan atraksi yang disandingkan dengan objek wisata alam. Budaya menawarkan peluang besar dalam mendongkrak perekonomian lokal.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB kini berupaya agar budaya kesenian dan berbagai tradisi berkembang di penduduk lokal bisa direkonstruksi menjadi sebuah pertunjukan yang memikat wisatawan.

Perkawinan budaya dengan pariwisata di Pulau Bali menjadi salah satu rujukan Pemprov NTB dalam mengembangkan kebudayaan lokal menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Baca juga: Museum NTB gelar pameran temporer kerajaan Mataram Islam

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024