Jakarta (ANTARA) - Mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya menyampaikan bahwa diaspora Indonesia terbukti memiliki peran vital dalam memastikan keberhasilan diplomasi Indonesia di luar negeri melalui prestasi mereka.

“Diaspora Indonesia banyak yang berprestasi. Tak sedikit orang-orang, yang saat ini menjadi sosok kunci di tempat mereka bekerja di luar negeri, merupakan warga Indonesia,” kata Tantowi dalam acara Global Human Capital Summit 2024 oleh Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut Tantowi sampaikan berdasarkan pengalamannya melaksanakan tugas diplomasi RI di Selandia Baru dan kawasan Pasifik.

Ia mengaku bahwa secara umum, diaspora Indonesia di Selandia Baru amat antusias dan dapat diandalkan dalam mendukung diplomasi RI. Agenda KBRI Wellington pun sukses dilaksanakan meski staf Kedubes saat itu hanya 20 orang, ucap dia.

Salah satu agenda yang berhasil dilaksanakan adalah pameran perdagangan dan investasi “Pacific Exposition” pada Juli 2019 yang digelar di Auckland, Selandia Baru.

Baca juga: Menlu sebut peran diaspora penting sebagai agen perubahan nasional

Untuk agenda tersebut, kata Tantowi, pihaknya mempersilakan diaspora Indonesia mengelola perencanaan acara di berbagai bidang yang mereka kuasai, kecuali bidang yang terkait rahasia negara.

“Acara tersebut kini diakui sebagai pameran perdagangan, investasi, dan pariwisata terbesar yang mencakup kawasan Pasifik yang digelar bahkan oleh negara yang hingga beberapa tahun belakangan belum diakui sebagai negara Pasifik,” kata Tantowi.

Ia menyatakan, selain para diaspora Indonesia, sosok lain yang amat membantu diplomasi Indonesia di antaranya warga setempat yang berinteraksi maupun menikah dengan WNI serta para Indonesianis dan warga setempat yang mencintai Indonesia.

Karena peran diaspora Indonesia telah terbukti dalam diplomasi nasional, Tantowi pun mengharapkan pemerintah RI untuk memerhatikan isu diaspora, khususnya terkait jaminan kesejahteraan saat mereka memutuskan kembali ke Indonesia.

Selain itu, menurut dia, tak sedikit diaspora Indonesia merasa bangga berbangsa Indonesia dan memegang “paspor hijau” RI, sehingga mereka menolak mengambil kewarganegaraan di negeri tempat mereka bekerja meskipun ditawari.

“Oleh karena itu, di saat kita berupaya mengundang mereka kembali ke Indonesia untuk membangun negara, kita pun harus memerhatikan apa yang mereka minta dari kita,” kata Tantowi.

Baca juga: Menyederhanakan regulasi, mengoptimalkan diaspora

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024