Nanti kami bahas dengan Banggar dan Komisi XI
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal target nilai tukar rupiah pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 yang melemah ke level Rp16.100 per dolar AS.

Saat ditemui di Kompleks Parlemen di Jakarta, Selasa, Sri Mulyani mengatakan target tersebut masih akan didiskusikan lebih lanjut dengan Komisi XI dan Badan Anggaran (Banggar) DPR.

“Nanti kami bahas dengan Banggar dan Komisi XI. Kami lihat perkembangan-perkembangan terakhir,” ujar Sri Mulyani.

Sebelumnya, dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-2 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 pagi ini, anggota DPR Adisatrya Suryo Sulisto menyoroti target nilai tukar rupiah pada RAPBN 2025 yang justru melemah.

Dia berpendapat target itu tidak sesuai dengan upaya Pemerintah untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan tren pelonggaran kebijakan moneter pada 2025.

Adisatrya meminta Pemerintah untuk mengembalikan target nilai tukar rupiah ke kesepakatan dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) yang berada pada rentang Rp15.300-Rp15.900.

Pekan lalu, dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2025 dan Nota Keuangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di sekitar Rp16.100 per dolar AS.

Padahal, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis rupiah akan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat ke depan, seiring dengan menariknya imbal hasil (yield), inflasi yang terkendali, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa diperkirakan meningkat karena data aktivitas ekonomi Amerika Serikat (AS) ke depan yang lemah.

Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah naik 56 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.494 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.550 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar AS yang melanjutkan perlemahan setelah data aktivitas ekonomi ke depan leading index yang sangat lemah," kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemenkeu menganggarkan Rp372,3 triliun RAPBN 2025 untuk hukum-hankam
Baca juga: CSIS nilai target defisit 2,53 persen dalam RAPBN 2025 cukup realistis


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024