"Saya tidak mengira peristiwa itu terjadi," kata Thaksin kepada wartawan di pesawat sewaan saat menuju London dari New York.

London (ANTARA News) - Perdana menteri terguling Thailand Thaksin Shinawatra Rabu petang tiba di London dari New York untuk lawatan pribadi sesudah dikudeta oleh tentara di negerinya, kata petugas bandar udara. Tidak diperoleh rincian atas rencana pasti perjalanannya atau berapa lama ia akan menetap di Inggris. Ia memiliki rumah di London, ibukota Inggris, dan puterinya dikabarkan menjadi mahasiswa di Sekolah Ekonomi London. Panglima tentara Thai Jenderal Sonthi Boonyaratglin hari Rabu menyatakan pemimpin kudeta akan memilih perdana menteri baru dalam waktu dua pekan dan kemudian mundur dari kekuasaan. Dari markasbesar Perserikatan Bangsa-Bangsa dikabarkan bahwa Inggris hari Rabu menyatakan tidak berusaha memulihkan kedudukan Thaksin sebagai perdana menteri dan keputusannya pergi ke London tidak memiliki kepentingan politik. Menteri Luar Negeri Margaret Beckett mengatakan kepada wartawan bahwa Inggris menyesalkan kudeta tak berdarah itu, yang menggulingkan Thaksin pada Selasa malam, dan mengharapkan pemilihan umum dini, yang direncanakan berlangsung Oktober, terlaksana sesuai dengan jadwalnya. "Bukan kami yang berkata bahwa ia harus kembali ke jabatannya. Kami menyeru pengembalian pemerintah demokratik," katanya. Saat ditanya mengapa Thaksin memilih pergi ke London dari New York, tempat ia menghadiri sidang umum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Beckett menyatakan percaya pemimpin terguling itu memiliki rumah di ibukota Inggris tersebut. "Sama sekali tidak ada kepentingan atas kepergiannya ke London," tambahnya. Thaksin hari Rabu menyatakan tidak pernah memperkirakan tentara akan mengadakan kudeta, tapi mengisyaratkan tidak akan mencoba mempertahankan kekuasaan, kata kantor berita Thai TNA. "Saya tidak mengira peristiwa itu terjadi," kata Thaksin kepada wartawan di pesawat sewaan saat menuju London dari New York. Ia berada di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri sidang umum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dibuka hari Selasa dan dihadiri sejumlah besar pemimpin dunia, sesudah melawat ke beberapa negara untuk menghadiri serangkaian pertemuan. "Saya perdana menteri ketika datang dan saya pengangguran saat pulang," katanya kepada TNA dalam pernyataan pertamanya kepada wartawan sejak kudeta itu. "Saya sukarela bekerja untuk negara itu. Kalau mereka tidak mau saya melakukan itu, saya tidak akan melalukannya," katanya. Ia pergi ke London diduga untuk bertemu dengan keluarganya dan ia memiliki rumah di sana. "Saya senantiasa berhubungan dengan keluarga saya saat itu terjadi dan saya juga berhubungan dengan tentara," katanya kepada TNA. Pemimpin kudeta Thailand Jenderal Sonthi Boonyaratglin hari Rabu dalam pernyataan disiarkan televisi mengatakan bahwa Raja Bhumibol Adulyadej mendorongnya menjadi kepala dewan pemerintahan sementara. "Demi perdamaian dan ketertiban negara, raja menunjuk Jenderal Sonthi Boonyaratglin menjadi pemimpin Dewan Tentara untuk Perubahan Politik," kata pernyataan itu, yang dibacakan di televisi negara. "Rakyat harap tenang dan seluruh pejabat pemerintah harus mengikuti perintah Jenderal Sonthi," kata pernyataan itu, yang disiarkan semua saluran televisi. Tentara penguasa baru Thailand itu hari Rabu berjanji mundur dari kekuasaan dalam dua pekan dan memulihkan demokrasi dalam setahun, sesudah menyingkirkan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dalam kudeta tak berdarah. Jenderal Sonthi menyatakan Thaksin dikeluarkan sesuai dengan harapan rakyat sesudah berbulan guncangan politik. Ia mengharapkan mengadakan pemilihan umum pada Oktober 2007. Sesudah mengumumkan kudeta pada Selasa malam, Sonthi dan jenderalnya menemui raja, yang pada masa lalu diam-diam merestui penggantian pemimpin tak disukai rakyat dan memulihkan ketertiban pada saat genting.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006