Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan pada Survei Status Gizi Indonesia 2024, pihaknya berkolaborasi bersama sejumlah pemangku kepentingan guna pengambilan data secara akurat dan valid sebagai basis pembuatan kebijakan pada masa mendatang.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta, Selasa, mengatakan survei kali ini tidak eksklusif dilakukan pihaknya, namun juga melibatkan antara lain Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Dalam Negeri, serta lembaga survei swasta.

"Survei ini tentu tidak lepas dari empat masalah isi di Indonesia, yang pertama adalah stunting, wasting, underweight, dan obesitas," katanya dalam acara Kick-off Meeting SSGI 2024.

Pihaknya akan memetakan anak-anak yang terkena kondisi tersebut, sebagai upaya percepatan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.

Dengan survei yang tepat, katanya, perencanaan dapat dibuat semakin konkret dan Indonesia dapat mempersiapkan generasi emas pada 2045.

"Apa yang terjadi pada anak-anak sekarang adalah cerminan apa yang akan terjadi di 2045," katanya.

Dia mengatakan akan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional dalam implementasi program mereka.

Baca juga: Ahli gizi: Pola asuh dan makanan jadi faktor masalah gizi pada anak RI

Hasil survei tersebut, katanya, akan menjadi gambaran serta masukan bagi BSN dalam upaya membentuk generasi yang sehat.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa pencegahan stunting penting, karena akan lebih sulit menangani yang sudah terkena kondisi itu.

Dia mengatakan saat ini sekitar 5,6 juta anak berisiko stunting yang perlu diperhatikan.

"Jadi melakukan identifikasi mereka, anak-anak yang akan masuk ke stunting ini, menjadi langkah strategis supaya mereka tidak masuk ke stunting," katanya.

Dante mengatakan prevalensi stunting di Indonesia 21,5 persen. Seharusnya tercapai 17 persen, namun dengan evaluasi yang lebih baik dapat mencapai target 14 persen pada 2025.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Syarifah Liza Munira mengatakan SSGI 2024 dilaksanakan di 514 kota dan kabupaten di 38 provinsi di Indonesia.

Selain empat masalah kesehatan balita, katanya, SSGI 2024 juga mengumpulkan data berupa faktor determinan status gizi, seperti ASI, makanan pendamping ASI, imunisasi, penyakit infeksi pada balita, kesehatan lingkungan, serta status gizi ibu.

Baca juga: Menkes pastikan SSGI untuk stunting diperbarui tiap tahun secara rutin
Baca juga: DPR-Kemenkes RI gelar germas kesehatan jiwa cegah stunting

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024