Lhasa (ANTARA) - China meluncurkan ekspedisi ilmiah di Lhasa pada Minggu (18/8) untuk meneliti Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, yang dikenal sebagai "menara air" Asia, dengan daerah target yang mencakup "satu gletser, dua danau, dan tiga sungai".
Daerah tersebut merupakan rumah bagi Gletser Purog Kangri, gletser terbesar di dunia, yang terletak di daerah lintang tengah hingga rendah, serta Danau Siling dan Danau Namtso, masing-masing adalah danau terbesar dan terbesar kedua di Xizang. Daerah itu juga merupakan tempat lahirnya Sungai Yangtze, Sungai Nujiang, dan Sungai Yarlung Zangbo.
Selama 20 tahun terakhir, iklim dan lingkungan di daerah itu mengalami perubahan dramatis, termasuk percepatan penyusutan gletser dan perluasan danau yang cepat. Transformasi ini telah memengaruhi struktur dan fungsi ekosistem regional, dengan implikasi signifikan bagi kelangsungan hidup dan pembangunan manusia.
Ekspedisi ilmiah ini, yang didasarkan pada perspektif ilmu sistem Bumi, akan mengidentifikasi karakteristik iklim regional dan perubahan ekologi serta mengungkap mekanisme di balik perubahan ini.
Ekspedisi ini juga akan menilai perubahan fungsional utama dalam hambatan keamanan ekologi regional, dan mengusulkan langkah-langkah penting bagi perlindungan dan pemulihan ekologi, serta rekomendasi ilmiah untuk pembangunan hijau.
Lebih dari 400 peneliti, yang dipimpin oleh ilmuwan terkenal seperti Yao Tandong dan Lonnie Thompson, akan berpartisipasi dalam ekspedisi ini.
Mereka akan dikelompokkan ke dalam enam tim peneliti, masing-masing dengan fokusnya sendiri, termasuk perubahan dan dampak pada "menara air" Asia, ekosistem dan siklus karbon, lingkungan pegunungan dan kesehatan, prospek sumber daya dan energi, evolusi struktural dan lingkungan, serta jalur menuju pembangunan hijau.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024