Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mulanya rombongan yang dipimpin Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB Saifullah Maksum, Maman Imanulhaq, Syihabuddin Ahmad, Gus Baidhowi, Mahasin, dan Ahid bertandang ke Kiai Zamzami Mahrus di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur.
Baca juga: Cak Imin siap dialog dengan Yenny Wahid-Wapres bahas konflik PKB-PBNU
Zamzami berharap konflik PKB dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dapat segera selesai. PBNU dinilai tidak mempunyai hak mencampuri urusan PKB sebagai partai politik yang dilindungi konstitusi.
Kemudian, rombongan menyambangi Kiai Asep Saifuddin Chalim di Surabaya, Jawa Timur, dan mengunjungi Kiai Cholil Asad di Situbondo.
Pada pertemuan yang dilaksanakan di Pesantren Wali Songo Situbondo itu, Cholil berpesan agar PKB sebaiknya tak perlu meladeni manuver politik yang dilakukan pimpinan PBNU.
Cholil lantas meminta PKB fokus terhadap kerja-kerja politik yang dapat memberikan dampak terhadap kemaslahatan umat, terutama warga nahdliyin.
"Tidak merespons bukan juga berarti berdiam diri, tetapi justru PKB harus terus bergerak memperjuangkan kebenaran dalam ranahnya sebagai partai politik," katanya.
Baca juga: Yenny Wahid harap Wapres jadi penengah konflik PBNU dan PKB
Selanjutnya, rombongan mendatangi Ponpes Sabiilul Rosyad yang dipimpin Kiai Marzuki Mustamar. Pada kesempatan itu, Marzuki mengungkapkan kekecewaan atas konflik yang terjadi antara PKB dengan PBNU.
Terakhir, rombongan Dewan Syuro DPP PKB mengunjungi kediaman Kiai Musthofa Bisri atau Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah.
"Semua berharap Muktamar PKB berjalan lancar, dan bisa menghasilkan platform perjuangan PKB sesuai arahan para sesepuh dan kiai-kiai NU. PKB dari NU untuk Indonesia", kata Wakil Sekertaris Dewan Syura DPP KB Maman Imanulhaq.
Baca juga: Wapres yakin konflik PKB-PBNU selesai, sebut akhirnya "ger-geran"
Baca juga: PKB tidak mau tahu soal muktamar luar biasa PBNU
Baca juga: Muhammadiyah dorong PKB-PBNU cari solusi agar konflik tidak meluas
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024