Strategi KKP dalam meningkatkan produksi budidaya rumput laut di Sabu Raijua salah satunya berupa penyediaan bibit rumput laut kultur jaringan (kuljar) jenis Eucheuma cottonii
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan dukungannya dalam pengembangan budi daya rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi komoditas unggulan di kawasan itu.

Adapun dukungan KKP yakni dengan menyediakan bibit rumput laut lewat kultur jaringan dengan jenis Eucheuma cottonii untuk peremajaan bibit.

“KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya (DJPB) terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan potensi lahan budidaya di NTT, salah satunya termasuk Kabupaten Sabu Raijua. Strategi KKP dalam meningkatkan produksi budidaya rumput laut di Sabu Raijua salah satunya berupa penyediaan bibit rumput laut kultur jaringan (kuljar) jenis Eucheuma cottonii untuk peremajaan bibit yang sudah berumur lama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit,” ujar Dirjen Perikanan Budi Daya Tb Haeru Rahayu lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Adapun luas lahan potensial di Sabu Raijua, menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan mencapai 2,3 ribu hektare dengan luas lahan yang ada 311 hektare atau pemanfaatan sekitar 13,16 persen.

Tebe menambahkan, DJPB melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok memberikan stimulan berupa bantuan bibit rumput laut sebagai upaya mempertahankan posisi NTT sebagai salah satu penghasil rumput laut terbesar nasional, sekaligus mempertahankan posisi Indonesia di urutan pertama sebagai negara produsen terbesar rumput laut jenis cottonii.

Kepala BPBL Lombok, Wawan C. Ashuri menjelaskan budidaya rumput laut merupakan kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, dengan catatan menerapkan prinsip-prinsip cara budidaya sesuai standar.

Keunggulan bibit rumput laut kuljar dibandingkan dengan bibit rumput laut konvensional, lanjut Wawan diantaranya tumbuh lebih cepat, serta memiliki kandungan karagenan lebih tinggi. Bibit rumput laut kuljar dikembangkan dengan metode embriogenesis somatik.

“Harapannya penggunaan bibit rumput kuljar dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas rumput laut pembudidaya di NTT, agar meningkatkan daya saing produknya, sehingga bisa terserap cepat di pasar. Bantuan 1 ton bibit rumput laut kultur jaringan dari kami, dapat digunakan untuk 5 kali siklus tanam atau bisa dipakai hingga setahun. 1 ton bibit rumput laut bisa menghasilkan sekitar 20 ton rumput laut basah atau 2,5 ton rumput laut kering, apabila dibudidayakan sesuai dengan cara budidaya yang sesuai standar,” tandasnya.

Baca juga: KKP memacu produktivitas budi daya rumput laut di pulau terluar
Baca juga: Bappenas: Investor tertarik tanam modal di industri olahan "seaweed"
Baca juga: Kemenperin: Hilirisasi rumput laut penuhi potensi 11,8 miliar dolar AS

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024