Pemikiran ini akan melahirkan refleksi pada dimensi teknologi, sosial, politik, budaya, etika dan estetika dari sistem yang sifatnya hibrid dan multi dimensi
Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Anindyo Widito SSn MSn mengatakan perkembangan teknologi melahirkan pemahaman baru bahwa seni dan desain tidak sekadar karya melainkan aspek hidup manusia.

“Perubahan seni, desain, pendidikan, sejarah dan sosial budaya merupakan respon terhadap perkembangan teknologi memunculkan peluang baru baru yang sifatnya positif,” ujar Anindyo dalam Seminar Internasional IC-DAD (International Conference Dialogue on Art and Design (IC-DAD II 2024) ke-2 di Jakarta, Senin.

Baca juga: Mister Potato promosikan seni dan keindahan Indonesia

Seminar tersebut mengusung tema “Arts and Designs in New Media” dengan para pembicara dari Indonesia, Singapura, Belanda dan Malaysia. Seminar ini dilatarbelakangi pemikiran bagaimana perkembangan teknologi melahirkan pula perkembangan seni dan desain yang mengkaji eksplorasi perubahan yang sejalan dengan perkembangan teknologi, keterlibatan material yang terkait dengan adanya keterikatan, keberlanjutan dalam humanisme dan kehidupan dari manusia itu sendiri.

“Pemikiran ini akan melahirkan refleksi pada dimensi teknologi, sosial, politik, budaya, etika dan estetika dari sistem yang sifatnya hibrid dan multi dimensi. Selain itu, penting adanya pendekatan pada keterlibatan terhadap warisan tradisi melalui jalinan kolaborasi, aplikasi dan keahlian dalam aspek teknologi,” tambah dia.

Seniman, lanjut dia, perlu memanfaatkan digital sebagai alat untuk mengeksplorasi sebagai bentuk ekspresi baru, mendorong adanya pendekatan yang inovatif terhadap seni dan desain.

Baca juga: Dinas Parekraf DKI Jakarta dukung pameran seni dan desain kontemporer

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid PhD, menekankan masa depan seni dan desain di era digital saat ini akan dibentuk oleh beragam hal yang kompleks, terjadinya interaksi antara teknologi, etika dan lingkungan.

“Penting kita mendekati perkembangan ini dengan perspektif yang kritis sekaligus melakukan eksplorasi dengan cara-cara baru dalam menggunakan teknologi demi meningkatkan kreativitas, bukan malah menguranginya,” kata Hilmar.

Pembicara dari Singapura, Prof Keat Ong, mengatakan perlunya inovasi dalam warisan tradisi seni dan desain serta bagaimana menengok kembali ke warisan budaya.

“Ada tiga aspek yang penting untuk diperhatikan dalam konteks ini yaitu masyarakat, tempat atau wilayah dan produk. Seni tradisional memperlihatkan bagaimana untuk dipresentasikan dalam sebuah desain masa kini,” kata Keat Ong.

Baca juga: ICAD gelar pameran desain dan seni secara hybridmulai hari ini

Pewarta: Indriani
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024