Kami juga telah dan terus melakukan kerja sama bisnis dengan berbagai dunia usaha...
Banda Aceh (ANTARA) - Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh berupaya terus menguatkan kerja sama untuk pengembangan produk inovasi nilam Aceh.

Kepala ARC USK Muhammad Syaifullah, di Banda Aceh, Senin, mengatakan sudah melakukan beberapa langkah pengembangan terhadap produk nilam Aceh, seperti komersialisasi inovasi turunan nilam dengan rumah produksi standar BPOM yang dijual melalui online, distributor, reseller dan USK store.

"Kami juga telah dan terus melakukan kerja sama bisnis dengan berbagai dunia usaha," kata Muhammad Syaifullah.

Dia menyampaikan, ARC USK Banda Aceh saat ini sudah banyak membuat perjanjian kerja sama dengan pihak dunia usaha lokal, nasional maupun internasional.

Seperti menjalin kerja sama riset dengan USM Malaysia dalam ekstraksi nilam dengan teknologi super critical extraction CO2, serta dengan University of New England (UNE) Australia dalam riset Aceh Patchouli Characterization using Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GCMS).

Sementara ini, kata dia, ARC sudah memiliki outlet penjualan USK store di Darussalam, dan baru-baru ini juga telah meresmikan USK store kedua di Pelabuhan Balohan Sabang.

Selain itu, dalam upaya pengembangan nilam Aceh, pihaknya juga sudah berkolaborasi dengan lembaga riset internasional yaitu Fraunhofer Jerman.

"Kerja sama dengan Fraunhofer Jerman ini untuk mengembangkan produk skincare dan kosmetika berbasis minyak nilam," ujarnya.

Menurut dia lagi, ARC juga terus meningkatkan kerja sama dengan Dewan Atsiri Indonesia melalui berbagai program capacity building dan bisnis, serta menjalin kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi swasta nasional dalam rangka pengembangan produk inovasi dengan holding company BLST IPB.

Dia menegaskan, saat ini ARC juga masih berusaha menjadi pusat riset yang memiliki reputasi internasional, khususnya dalam riset dan inovasi nilam.

Dengan potensi sumber daya manusia yang dimiliki, dia meyakini peluang kolaborasi dengan berbagai institusi baik dari unsur pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan media massa terbuka secara lebar.

"Intinya, ARC USK akan terus mengembangkan ekosistem riset, inovasi, community development dan market nasional serta internasional," demikian Muhammad Syaifullah.

Saat ini harga minyak nilam berkisar Rp1,6 juta hingga Rp1,7 juta per kg, jauh meningkat dari harga sebelumnya hanya sekitar Rp600 ribu per kg.

Peningkatan harga nilam di tingkat masyarakat telah menimbulkan peningkatan ekspor nilam dari Indonesia ke mancanegara.

Pada 2021, ekspor nilam Indonesia sekitar 1.300 ton. Kemudian, pada 2022 meningkat menjadi 1.400 ton, dan 2023 kembali meningkat naik mencapai 1.900 ton.

Di sisi lain, geliat usaha untuk produk turunan nilam juga semakin meningkat. Sejauh ini, terdapat sekitar 30 UMKM baru yang melaksanakan usaha berbasis produk turunan nilam, seperti parfum, sabun, medicated oil, skincare, dan lainnya yang telah dilatih oleh ARC.
Baca juga: ARC: Kemenkop membantu Rp15 miliar tingkatkan produksi nilam Aceh
Baca juga: BPOM dukung pengembangan produk kosmetik nilam Aceh lewat izin edar

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024