Jakarta (ANTARA) - Memilih spesialisasi untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) adalah keputusan penting yang dapat mempengaruhi jalur karier seorang dokter.

Proses ini tidak hanya melibatkan preferensi pribadi, tetapi juga memerlukan pertimbangan visioner yang matang terkait minat, kemampuan, serta prospek karier di masa depan.

Memilih spesialisasi juga membutuhkan banyak pertimbangan di luar aspek "kesukaan".

Pasalnya, kesukaan tidak menjamin seseorang akan menjalani PPDS tanpa mengeluh, terhindar dari perasaan spesialisasi tidak sesuai harapan, atau bebas dari peluang terbersit keinginan untuk mundur sekali pun.

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda dalam memilih spesialisasi PPDS yang tepat:

1. Kenali minat dan bakat anda

Pilihlah spesialisasi yang sesuai dengan minat dan bakat Anda.

Sebelum memutuskan, lakukan evaluasi diri terhadap bidang-bidang yang paling Anda nikmati selama masa pendidikan dan praktik klinis.

Jika Anda memiliki ketertarikan besar pada aspek-aspek tertentu, seperti bedah, penyakit dalam, atau kesehatan anak, ini bisa menjadi indikasi awal spesialisasi yang cocok untuk Anda.

Selain itu, pertimbangkan juga bakat atau keahlian khusus yang mungkin Anda miliki, seperti ketelitian, kemampuan komunikasi, atau kecepatan dalam mengambil keputusan.

Baca juga: Apa itu PPDS bagi calon dokter? 2. Lakukan penelitian mendalam

Memilih spesialisasi tidak bisa hanya berdasarkan intuisi.

Lakukan penelitian mendalam mengenai berbagai bidang spesialisasi yang ada.

Pelajari kurikulum dan beban pendidikan yang akan dihadapi, termasuk jenis kasus yang sering ditangani dan tantangan yang ada di masing-masing bidang.

Berbicara dengan dokter spesialis yang telah berpengalaman di bidang yang Anda minati juga dapat memberikan gambaran realistis tentang kehidupan kerja sehari-hari serta peluang karier di masa depan.

3. Pertimbangkan keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi

Setiap spesialisasi memiliki tuntutan yang berbeda terhadap waktu dan energi.

Ada bidang spesialisasi yang memiliki jam kerja lebih panjang atau intensitas tinggi seperti bedah atau anestesiologi, sementara bidang lain mungkin lebih fleksibel.

Ada juga kemungkinan nantinya Anda akan ditempatkan di wilayah yang jauh dari tempat tinggal Anda.

Pertimbangkan apakah Anda siap menjalani gaya hidup yang dibutuhkan oleh spesialisasi tertentu dan bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi keseimbangan antara kehidupan pribadi dan karier Anda.

4. Review dan evaluasi prospek karier serta kebutuhan di masa depan

Selain mempertimbangkan minat pribadi, penting juga untuk melihat prospek karier dan kebutuhan spesialisasi di masa depan.

Beberapa spesialisasi mungkin memiliki peluang kerja yang lebih luas dan stabil karena tingginya permintaan.

Perubahan tren kesehatan masyarakat, kemajuan teknologi medis, dan kondisi demografis juga dapat mempengaruhi kebutuhan tenaga spesialis di masa depan.

Dengan mengevaluasi prospek ini, Anda dapat memilih bidang yang tidak hanya sesuai dengan minat tetapi juga menjanjikan secara karier.

Baca juga: Apakah seorang dokter wajib mengikuti PPDS? Anjuran pertimbangan lain

Selain empat tips di atas, ada juga cara yang mungkin dapat Anda lakukan adalah bertanya pada diri sendiri sebagai bahan pertimbangan.

Berdasarkan sebuah artikel di laman Stanford University School of Medicine, sebelum memilih spesialisasi, kita harus mempertimbangkan beberapa pertanyaan berikut:
  1. Apa area saintifik/klinis yang paling menarik untuk Anda? Jika Anda menyukai anatomi, pertimbangkan bedah atau radiologi, jika tertarik neuroscience, pertimbangkan saraf, bedah saraf dsb, jika suka farmakologi, pertimbangkan anestesi.
  2. Mana yang lebih menarik: surgical yang berorientasi hasil, medical yang lebih ke patient relationship (mis. Interna, Neuro, Psikiatri), atau mixed (Obgyn, THT, Ophtalmology)?
  3. Aktivitas seperti apa yang Anda inginkan? Apakah riset, mengajar, atau malah seputar kebijakan?
  4. Apakah Anda menyukai interaksi dengan pasien? Jika tidak, coba pilih radiologi, patologi, dan semacamnya.
  5. Jika Anda menyukai interaksi, pertanyaan selanjutnya adalah dengan pasien seperti apa yang Anda ingin berinteraksi? Pasien anak-anak berarti pediatri, pasien orang tua berarti interna, pasien dengan life-threatening disease misalnya bedah, onkologi, jantung, dsb.
  6. Seberapa penting work life balance bagi Anda? jika menurut Anda penting, pilihlah spesialisasi dengan less emergency case.
  7. ​​​​​​Seberapa penting pendapatan? Tidak bisa dipungkiri, spesialisasi dengan tindakan bedah biasanya memiliki pendapatan yang tinggi. Namun, perlu diingat spesialisasi tersebut biasanya juga berisiko tinggi.

Memilih spesialisasi untuk PPDS memerlukan proses introspeksi, penelitian, serta evaluasi yang matang. Keputusan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan profesional Anda tetapi juga pada keseimbangan hidup secara keseluruhan.

Dengan mempertimbangkan minat, bakat, gaya hidup, serta prospek karier, Anda dapat menemukan spesialisasi yang tepat dan membangun karier yang sukses serta memuaskan di dunia medis.

Baca juga: Apakah peserta PPDS digaji?

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024