Moskow (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan serangan ke wilayah Kursk, Rusia bertujuan untuk menciptakan zona penyangga atau wilayah yaitu berfungsi untuk memisahkan Ukraina dari Rusia dan menunda tindakan militer Moskow.

"Saya baru saja menerima laporan dari Panglima Tertinggi (Oleksandr) Syrskyi mengenai situasi di Ukraina timur, operasi di wilayah Kursk, 'dana pertukaran', dan penyediaan amunisi dan senjata untuk brigade kami – cadangan kami,” kata Zelenskyy dalam wawancara yang dirilis Minggu (18/8) malam di akun Telegram resminya.

Ia juga mendesak pengiriman pasokan yang lebih cepat dari para negara mitra, seraya menekankan bahwa pihaknya sangat meminta itu.

"Tidak ada liburan dalam perang. Keputusan diperlukan, begitu pula logistik yang tepat waktu untuk paket bantuan yang diumumkan. Saya secara khusus menyampaikan hal ini kepada AS, Inggris, dan Prancis," ucapnya.

Serangan Kiev ke wilayah Kursk Rusia dimulai pada 5-6 Agustus malam ketika pasukan Ukraina masuk di dekat kota Sudzha. Pada 12 Agustus, Zelenskyy mengonfirmasi operasi tersebut, namun tidak merinci tujuannya.

Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan sekitar 9.500 orang telah dievakuasi dari zona pertempuran. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan tersebut sebagai serangan teroris.

Adapun verifikasi independen terhadap klaim dari kedua belah pihak masih sulit dilakukan karena konflik yang sedang berlangsung.

Sumber : Anadolu

Baca juga: Jenderal Rusia: Hampir 12.000 tentara Ukraina masuki wilayah Kursk
Baca juga: WSJ: AS tidak berbagi data intel dengan Ukraina terkait serangan Kursk

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024