"Kalau soal daftar pemilih tetap (DPT), sepertinya sudah masuk semua, hanya kemudahan akses yang sedang kami usahakan, harapannya bisa diupayakan," kata Anggota Komunitas Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) Bantul, Dasar Widodo, Selasa.
Menurut dia, pihaknya akan terus memperjuangkan kemudahan akses bagi difabel untuk menggunakan hak pilih di tempat pemungutan suara (TPS), karena difabel pengguna kursi roda sering mengalami kesulitan untuk sampai ke bilik suara.
"Besok kami akan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menanyakan kepastian surat suara braille, termasuk menanyakan apa ada fasilitasi bagi pemilih dengan kursi roda," katanya.
Sementara itu, pada bagian lain para difabel tuna netra yang tergabung dalam Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (Yaketunis) Yogyakarta, belum masuk DPT Pemilu 2014, padahal pelaksanaan pemungutan suara tinggal beberapa hari lagi.
"Kami belum masuk DPT, tidak ada petugas yang datang untuk melakukan pendataan, padahal sebenarnya kami ingin menggunakan hak pilih," kata salah satu difabel Yaketunis, Tri Gunawan saat menghadiri kampanye terbuka Partai Golkar di Pasar Lama Imogiri, Bantul, Selasa.
Menurut dia, di Yaketunis Yogyakarta terdapat sekitar 30 difabel yang seluruhnya belum masuk DPT sehingga belum ada kejelasan apakah bisa berpartisipasi dalam proses demokrasi atau tidak pada Pemilu mendatang.
"Padahal saya sudah punya pilihan mau nyoblos calon anggota legislatif (caleg) yang mana, kalau tidak terdata, ya sudah, nggak jadi nyoblos," kata pemilih pemula yang belum lama genap berusia 17 tahun tersebut.(*)
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014