Terkadang orang tidak terlalu sadar atau mengenali penyakit tersebut

Jakarta (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) dr Hanny Nilasari mengatakan, monkeypox atau cacar monyet dapat menyebabkan bermacam-macam komplikasi, contohnya sepsis akibat demam yang menyebabkan peradangan di seluruh badan.

Dalam “Mpox Bikin Geger WHO! Seberapa Bahaya?” yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin, Hanny menjelaskan bahwa pada komplikasi lokal, terjadi nyeri atau rasa gatal di area yang terinfeksi atau area kulitnya, atau bisa juga terjadi kelainan menelan jika hal itu terjadi di area mulut atau daerah yang untuk menelan.

"Di area mata juga kadang-kadang kita ketemu ada beberapa pasien yang mempunyai kelainan di area mukosa mata. Itu juga bisa terjadi suatu infeksi yang berkepanjangan sehingga manifestasi kelainan kulitnya atau kelainan di matanya itu bisa menjadi suatu komplikasi yang cukup berat di mana terjadi kebutaan," katanya.

Baca juga: Kemenkes siapkan 4.450 dosis vaksin guna cegah Mpox tahun ini

Dia menjelaskan bahwa mpox adalah penyakit infeksius yang ditularkan melalui dari hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia juga. Adapun manifestasinya, kata dokter itu, adalah munculnya suatu kelainan kulit.

"Jadi manifestasi awal adalah kelainan kulit tetapi diawali oleh gejala-gejala lain. Gejala lainnya berupa demam, kemudian rasa tidak enak badan, kemudian nyeri-nyeri otot, dan juga ada gejala subjektif yang lainnya," katanya.

Setelah itu, ujarnya, muncul kelainan kulit yang hampir mirip dengan kelainan-kelainan kulit lain, sehingga terkadang orang tidak terlalu sadar atau mengenali penyakit tersebut.

Dia mengatakan, pada kasus kelainan yang sangat berat, yakni komplikasi syok sepsis, infeksi sangat berat menyerang seluruh tubuh hingga sampai ke otak, dan sangat memungkinkan berujung pada kematian.

"Tapi angka kematiannya tidak terlalu besar, hanya kurang dari 0,1 persen yang tercatat pada wabah di tahun 2022," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Ada 88 kasus cacar monyet hingga 17 Agustus di RI

Apabila memiliki imunitas tubuh yang baik, dia menuturkan, tidak perlu cemas karena tubuh dapat melawan mpox itu. Namun demikian, kata Hanny, tetap harus waspada karena infeksinya bisa menjadi berat pada kondisi-kondisi khusus, terutama orang-orang yang imunitasnya sangat rendah.

Menurutnya, pencegahan lebih baik, sehingga publik perlu mengetahui cara-cara penularan penyakit tersebut.

Dia menyebutkan sejumlah faktor risiko, antara lain kontak erat dengan hewan yang terinfeksi, pekerja kesehatan yang merawat pasien mpox, orang-orang dengan imunitas lemah, serta lelaki yang berhubungan seks dengan sesama lelaki.

Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya hidup bersih dan sehat, menjaga imunitas yang baik dengan makan makanan yang sehat dan bergizi, menerapkan pola hidup bersih, melakukan deteksi dini, membatasi jumlah pasangan seks, serta menggunakan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan.

"Kemudian saat ini Kementerian Kesehatan juga sudah mempunyai vaksin, vaksin juga bisa digunakan atau diberikan pada kelompok yang beresiko tadi, jadi supaya tidak terkena, tidak terinfeksi," katanya.

Baca juga: Kemenkes siapkan 12 laboratorium untuk periksa virus Mpox
Baca juga: Lebih dari 17 ribu kasus mpox terdaftar di Uni Afrika tahun 2024
Baca juga: Malaysia memantau pintu masuk internasional antisipasi infeksi mpox

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024