Jakarta (ANTARA) - Komisi IX DPR RI mendukung aparat penegak hukum (APH) dan Kementerian Kesehatan menindak tegas pelaku perundungan jika terbukti menyebabkan kematian peserta didik di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

“Saya tegaskan perundungan senioritas ini (harus) berhenti, siapa pun pelakunya, kami mendukung Kementerian Kesehatan dan APH, harus ditindak tegas pelakunya melalui proses hukum supaya ada efek jera,” kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Ia juga menggalang dukungan dari mitra kerja terkait agar mendukung pemberantasan perundungan melalui tindakan nyata. Bagi dia, kebudayaan buruk seperti perundungan itu tidak boleh ditoleransi.

“Saya menyayangkan kultur (perundungan) ini masih ada di tanah air. Segera kita berantas, saya minta dukungan dari seluruh pihak (supaya budaya perundungan ini tidak diwariskan). Ini (adalah) momentumnya. Jangan ada korban-korban lagi yang kemudian meninggal ataupun mundur dari pendidikan,” kata dia.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti hasil investigasi kasus dugaan perundungan atau bullying di Universitas Diponegoro yang berujung pada bunuh diri seorang mahasiswi PPDS.

Ditemui usai acara Peluncuran Kaukus TBC, Jakarta, Dante menyebutkan bahwa tak hanya di Universitas Diponegoro, Kemenkes juga akan menindaklanjuti kasus-kasus perundungan di semua fakultas kedokteran di seluruh rumah sakit vertikal yang menjadi rumah sakit penyelenggara pendidikan tersebut.

"Seperti tadi Pak Melki (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena) sudah sampaikan bahwa budaya ini kan (perundungan) budaya yang tidak baik. Dokter itu kan profesi mulia, harusnya berhati bersih dan ini dimulai saat mereka melakukan pendidikan," katanya.

Menurutnya, karakter-karakter yang baik pada dokter ditanamkan mulai sejak mereka menempuh pendidikan sarjana, dan harus dilanjutkan setelah jenjang pendidikan itu.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun sudah menyampaikan bahwa beberapa bukti dugaan bunuh diri peserta PPDS tersebut telah ditemukan, seperti catatan hariannya.

"Kita sudah menemukan, ada bukti catatan hariannya. Jadi, kita bisa melihat perkembangan moral kejiwaannya dia seperti apa, juga cukup detil ditulis di buku hariannya. Jadi, kita nanti akan konfirmasi apakah hal ini benar-benar terjadi. Kalau hal ini benar-benar terjadi, kita akan pastikan yang memperlakukan seperti ini akan kita berikan sanksi yang tegas," kata Budi.

Baca juga: Kemenkes tindaklanjuti hasil investigasi dugaan "bullying" di Undip

Baca juga: Kemenko PMK segera gelar rapat koordinasi soal kasus PPDS

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024