Aden (ANTARA) - Sebuah laporan komprehensif yang dirilis pada Minggu (18/8) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap eskalasi signifikan dalam tingkat malanutrisi akut di kalangan anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.

Dalam laporan tersebut, Kelompok Teknis Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification/IPC) PBB di Yaman mengatakan bahwa situasi telah mencapai tingkat keparahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama di area Pantai Barat negara itu, di mana malanutrisi dengan level "sangat parah" dilaporkan untuk pertama kalinya.

Analisis Malanutrisi Akut IPC terbaru itu menunjukkan adanya peningkatan mencolok sebesar 34 persen pada jumlah anak yang menderita malanutrisi akut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di daerah-daerah yang dikuasai oleh pemerintah.

Seorang anak kekurangan gizi terbaring di tempat tidur, menunggu dokter merawatnya, di bagian perawatan malnutrisi sebuah rumah sakit di Sanaa, Yaman, 16 Juli 2022. ANTARA/Xinhua/Mohammed Mohammed

Analisis tersebut mengindikasikan bahwa lonjakan signifikan ini berdampak terhadap lebih dari 600.000 anak, dengan 120.000 di antaranya diklasifikasikan sebagai malanutrisi parah. Selain itu, analisis tersebut mengidentifikasi sekitar 223.000 ibu hamil dan menyusui mengalami malanutrisi gizi akut pada 2024.

Sejumlah proyeksi mengindikasikan kemunduran lebih lanjut selama musim paceklik dari Juli hingga Oktober 2024, dengan seluruh 117 distrik di daerah-daerah yang dikendalikan pemerintah yang disurvei diperkirakan akan mengalami tingkat malanutrisi akut yang serius atau lebih buruk.

Distrik Mawza di dataran rendah Taiz diproyeksikan akan mencapai tingkat sangat parah selama periode ini, menurut IPC.

Berbagai faktor turut memperparah tren mengkhawatirkan ini, termasuk sejumlah wabah penyakit seperti kolera dan campak, kerawanan pangan yang meluas, terbatasnya akses terhadap air minum, dan kemerosotan ekonomi yang terus berlanjut.

Kasus malanutrisi akut yang sangat parah dilaporkan di distrik-distrik tertentu di provinsi Hodeidah dan Taiz antara November 2023 dan Juni 2024, yang menandai kejadian pertama untuk kategori paling parah ini di daerah tersebut.

"Laporan ini mengonfirmasi tren malanutrisi akut yang mengkhawatirkan bagi anak-anak di Yaman selatan. Guna melindungi wanita, anak perempuan, dan anak laki-laki yang paling rentan, investasi dan peningkatan upaya pencegahan dan pengobatan menjadi lebih penting dari sebelumnya," kata Peter Hawkins, perwakilan UNICEF untuk Yaman, seraya menekankan betapa gawatnya situasi ini.

Seorang petugas medis memegang kaki seorang anak yang kekurangan gizi saat bayi tersebut menerima perawatan di rumah sakit Al-Sabeen, di Sanaa, Yaman, pada 30 Juli 2023. ANTARA/Xinhua/Mohammed Mohammed

Konflik berkepanjangan dan ketidakstabilan ekonomi di Yaman telah berkontribusi terhadap beberapa tingkat malanutrisi tertinggi di dunia. Krisis yang sedang berlangsung tersebut terus menjadi pemicu utama situasi gizi yang sangat buruk di negara itu.

Yaman telah terjerumus dalam konflik sipil sejak 2014, ketika Houthi menguasai ibu kota Sanaa. Terlepas dari upaya diplomatik selama bertahun-tahun, tidak ada pihak yang menunjukkan keinginan untuk menghidupkan kembali negosiasi yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik, yang, menurut perkiraan PBB, telah merenggut ratusan ribu jiwa.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024