Kita bukan tidak bisa, tapi masih tidak mudah untuk menembus dan memanfaatkan peluang kerja yang berdaya saing tersebut
Jakarta (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyebut daya saing Pekerja Migran Indonesia (PMI) perlu ditingkatkan untuk dapat menangkap peluang bekerja di berbagai negara penempatan, selain tujuan tradisional para pekerja migran.

Dalam podcast atau siniar Ruang Migran BP2MI dipantau daring di Jakarta, Senin, Direktur Sistem dan Strategi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI Servulus Boboriti menyebut sampat saat ini Indonesia sebagai salah negara penyedia tenaga kerja migran belum mudah memanfaatkan peluang kerja yang terbuka di negara-negara maju dengan daya saing tinggi.

"Kita bukan tidak bisa, tapi masih tidak mudah untuk menembus dan memanfaatkan peluang kerja yang berdaya saing tersebut. Itu tantangan secara umum, tidak hanya satu kawasan tapi hampir semua kawasan baik Asia, Afrika, Eropa, Timur Tengah, maupun Amerika Pasifik," kata Servulus.

Baca juga: Indonesia-UEA kerja sama tingkatkan daya saing dan keterampilan PMI

Dia menyebut terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih belum dapat menembus pasar kerja di beberapa negara maju secara masif, termasuk masalah daya saing pekerja yang belum memadai.

Karena masalah tersebut, kata dia, ketika ada permintaan dari negara-negara tersebut untuk PMI mengisi sejumlah jabatan maka tidak dapat dipenuhi dengan mudah.

Baca juga: Menaker: G20 ajak pekerja muda tingkatkan keterampilan dan daya saing

Kebanyakan pekerja asal Indonesia masih menyasar negara dan kawasan tujuan tradisional bagi PMI, termasuk seperti Malaysia dan Taiwan.

Untuk mengatasi isu tersebut, dia mengimbau kepada calon PMI untuk mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh negara-negara penempatan dengan daya saing tinggi tersebut.

"Seseorang kalau dia sudah menyiapkan dirinya sendiri, maka pasti dia akan memenuhi apa yang menjadi kualifikasi dari negara-negara maju. Tapi yang paling pokok memang harus ada keinginan kuat untuk mengubah diri sendiri," kata Servulus Boboriti.

Baca juga: Peneliti: Kompetensi digital bakal tingkatkan daya saing pekerja RI

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024