Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Tebet dr. Taufan Harun Habibie, SpPD menyarankan masyarakat melakukan tes darah untuk mendeteksi "Human Immunodefiency Virus" (HIV) minimal sekali seumur hidupnya.

Hal ini dia sampaikan dalam acara daring bertema “Pentingnya Tes HIV: Deteksi Dini, Pengobatan Tepat, Masa Depan Cerah” yang diadakan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Senin.

"Lakukan skrining untuk semua orang. Semua orang dalam hidupnya minimal satu kali tes atau yang melakukan hubungan seksual," kata dia.

Lalu, bagi populasi kunci, yakni mereka yang berperilaku berisiko seperti pengguna narkoba, melakukan hubungan intim menyimpang dan terdapat riwayat infeksi menular seksual, maka tes perlu dilakukan lebih dari sekali.

Baca juga: KPA Jakbar fokuskan dana dari DKI untuk pemberian obat

Ketika ada perilaku berisiko, yang tadinya sekali seumur hidup mungkin bisa lebih sering karena kita tidak tahu kapan terpapar. "Direkomendasikan setiap tiga atau enam bulan menjalani pemeriksaan," ujar Taufan.

Di sisi lain, pemeriksaan HIV saat ini harus dilakukan pasangan yang akan menikah. Ini demi mendapatkan surat nikah dari KUA. Menurut Taufan, pemeriksaan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendeteksi dini HIV.

Ke depannya, kata dia, pasangan yang akan menikah juga akan diminta melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi beberapa penyakit.

Baca juga: Tes darah untuk mengetahui HIV tak cukup sekali tapi tiga kali

Taufan mengatakan, tes HIV bersifat penting

Mengingat HIV sampai saat ini menjadi beban nasional bahkan internasional dan prevalensinya masih banyak.

"HIV mengurangi kualitas hidup kalau tidak diatasi dengan baik sehingga untuk mendeteksi dini itu penting. Virus akan berkembang menjadi berat dan lebih sulit diobati sehingga semakin dini dideteksi, pengobatannya semakin mudah," katanya.

HIV merupakan infeksi virus yang menyerang manusia, biasanya menular melalui hubungan seksual, persalinan, jarum suntik atau produk darah. Virus menyerang ke kekebalan tubuh manusia sehingga tadinya bisa mereplikasi baik, malah menjadi terhambat dan yang terjadi virus memperbanyak diri.

Data dari Dinas Kesehatan pada Maret 2023-Maret 2024 menunjukkan Orang Dengan HIV (ODHIV) di Jakarta tercatat sebanyak 59.424 orang. Kemudian dari jumlah itu, sebanyak 40 ribu di antaranya mengonsumsi antiretroviral atau obat ARV secara rutin.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024