Kejadian yang telah terjadi dalam beberapa kali menunjukkan perlunya (dewan pengurus) untuk mundur dan mempersilakan pandangan politik lain untuk mengatur sepakbola kita
Montevideo (ANTARA News) - Pengurus Asosiasi Sepakbola (FA) Uruguay mengundurkan diri pasca kerusuhan antara pendukung klub Nacional dengan polisi yang melukai 40 orang pada Rabu pekan lalu.
Kerusuhan tersebut juga membuat Presiden Uruguay, Jose Mujica, meminta kepolisian menjauh dari stadion markas klub Penarol dan Nacional.
Meskipun kepolisian ditarik dari stadion, kompetisi sepakbola Uruguay tetap bergulir, hanya beberapa pemain yang cemas akan keselamatan dirinya meminta agar pertandingan pekan ini ditunda.
"Kejadian yang telah terjadi dalam beberapa kali menunjukkan perlunya (dewan pengurus) untuk mundur dan mempersilakan pandangan politik lain untuk mengatur sepakbola kita," demikian pernyataan asosiasi sepakbola Uruguay sebagaimana dilansir dari laman ESPN, Selasa (1/4).
"Dewan eksekutif telah bekerja dengan tujuan tunggal memajukan sepakbola kami dan saat ini ada persepsi yang jelas bahwa itu merupakan hambatan untuk melanjutkan pekerjaan ini," katanya.
Edgar Welker, wakil presiden tim sepakbola Penarol mengatakan kepada asosiasi wartawan bahwa mundurnya petinggi asosiasi sepakbola Uruguay adalah hal yang positif.
"Tampaknya masuk akal jika dewan eksekutif mengundurkan diri dua bulan sebelum Piala Dunia, karena ada pecundang besar (jajaran pengurus) di tim nasional."
Setelah lima pemimpin komite eksekutif mengundurkan diri, surat kabar Uruguay "El Pais" mengangkat pertanyaan "apakah kejadian ini mengancam partisipasi Uruguay di Piala Dunia Brasil".
Namun, Eugenio Figueredo, presiden badan sepakbola Amerika Selatan CONMEBOL mengatakan, "Saya tidak berpikir tempat Uruguay di Piala Dunia akan terganggu."
Penerjemah:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014