Aljir (ANTARA) - Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengumumkan bahwa negaranya siap membangun tiga rumah sakit di Jalur Gaza jika perbatasan darat antara Mesir dan daerah kantong Palestina tersebut dibuka kembali.

Tebboune menyampaikan pernyataannya pada Minggu (18/8) saat berkampanye untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 7 September, menurut seorang reporter Anadolu.

“Jika perbatasan antara Mesir dan Gaza dibuka, kami akan membangun tiga rumah sakit dalam waktu 20 hari,” kata Tebboune, mengacu rumah sakit lapangan yang mampu dibangun militer Aljazair.

Dalam pencalonannya sebagai presiden, Tebboune menghadapi dua kandidat lainnya yakni Abdelaali Hassani Cherif yang merupakan pemimpin Gerakan untuk Masyarakat Damai (partai Islam terbesar), dan Youcef Aouchiche, sekretaris pertama Front Pasukan Sosialis (seorang sayap kiri dan partai oposisi tertua).

Pada Juni, saat pembukaan Pameran Internasional Aljazair, Tebboune telah menanyakan tentang kapasitas militer untuk membangun rumah sakit tersebut dan kelayakan untuk mengirim mereka ke Gaza dalam kondisi yang sesuai

Di hadapan para pendukungnya, Tebboune juga menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan ratusan dokter ke Gaza dan membantu membangun kembali apa yang telah hancur.

Ia mengecam situasi terkini di Gaza sebagai bukan perang, tetapi pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan Zionis, dan menegaskan bahwa penyelesaian masalah Palestina melalui pemusnahan warga Palestina tidak dapat diterima.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan hampir 40.100 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.500 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade parah terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militer di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Rakyat Aljazair gelar aksi solidaritas untuk Palestina
Baca juga: Indonesia dan Aljazair tuntut gencatan senjata permanen di Gaza


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024