Segera kita menyiapkan lokasi-lokasi untuk membangun industri LPG, karena LPG kita kan impor terus, nah ini yang akan kita lakukan kerja sama dengan SKK Migas dengan Pertamina dan Kementerian ESDM
Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berkomitmen segera menangani tingginya impor dan perbedaan harga LPG dalam negeri bersama Pertamina dan SKK Migas.


"Segera kita menyiapkan lokasi-lokasi untuk membangun industri LPG, karena LPG kita kan impor terus, nah ini yang akan kita lakukan kerja sama dengan SKK Migas dengan Pertamina dan Kementerian ESDM," kata Bahlil seusai Serah Terima Jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kabinet Indonesia Maju Sisa Masa Jabatan Periode 2019-2024 di Jakarta, Senin.


Dalam langkah ini, Bahlil akan mengajak Pertamina dan SKK Migas untuk duduk bersama membahas solusi yang konkret dan mendetail.


Menurut dia, perbedaan harga yang signifikan ini memberikan ruang bagi masuknya impor yang berlebihan, yang harus segera diatasi.

"Jadi Pertamina nanti kita duduk bareng, jangan selisih harganya sampai 50 dolar AS, 60 dolar AS, itu berarti memberikan ruang impor yang masuk terlalu banyak itu," ucapnya.

Dalam dua bulan ke depan, Bahlil menegaskan bahwa tugas utamanya adalah memastikan harga LPG dalam negeri tidak jauh lebih murah dibandingkan dengan harga impor.

Ia menyatakan bahwa kondisi ini harus segera diatasi agar tidak merugikan pasar dalam negeri.

Untuk itu, Bahlil meminta data konkret dari SKK Migas dan Pertamina untuk menindaklanjuti laporan mengenai tingginya impor gas, terutama dalam konteks LPG. Data tersebut akan menjadi dasar untuk langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam waktu dekat.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara Pertamina, SKK Migas, dan pemerintah dalam menekan impor LPG yang terlalu banyak.

Bahlil menyampaikan bahwa arahan dari Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto adalah untuk segera membangun hilirisasi LPG.

Hilirisasi itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan kemandirian energi nasional.

"Nanti Dirut Pertamina jangan harga LPG dalam negeri lebih murah banyak sekali dari pada impor, ini enggak benar ini, jadi ini tugas saya yang harus saya selesaikan dalam waktu dua bulan," kata Bahlil.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Bahlil Lahadalia sebagai menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam acara pelantikan menteri dan kepala badan di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Nanik Purwanti menyebut pelantikan Bahlil sebagai Menteri ESDM berdasarkan Keputusan Presiden Nomor Nomor 92P Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.

"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD 1945. Serta akan menjalankan segara peraturan perundangan-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab," kata Bahlil saat pembacaan sumpah yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.

Bahlil memiliki latar belakang sebagai kader Partai Golkar dan pengusaha asal Papua yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 2019.

Kursi Menteri Investasi/Kepala BKPM kini diduduki oleh Rosan Roeslani yang juga dilantik oleh Presiden Jokowi pada Senin ini.

Baca juga: Bahlil menangis saat kenalkan Rosan sebagai Menteri Investasi baru
Baca juga: Prabowo beri nasihat ke Bahlil soal sumber daya alam untuk rakyat
Baca juga: Menteri ESDM Bahlil fokus tingkatkan lifting minyak di sisa masa kerja
Baca juga: Bahlil pastikan tak ada konflik kepentingan usai jadi Menteri ESDM


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024