Penetapan 2,53 persen sebagai sasaran defisit merupakan langkah disiplin fiskal yang bijak
Jakarta (ANTARA) - Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Deni Friawan menilai langkah pemerintah, yang menetapkan target defisit fiskal sebesar 2,53 persen dalam RAPBN 2025, merupakan keputusan realistis.

Menurutnya, penetapan 2,53 persen sebagai sasaran defisit merupakan langkah disiplin fiskal yang bijak mengingat adanya beban pembayaran utang jatuh tempo sebesar Rp800,33 triliun yang perlu dibayarkan tahun depan.

"Disiplin fiskal yang saat ini pemerintah lakukan yang menetapkan bahwa defisit fiskal yang tidak lebih dari 2,53 persen itu patut diapresiasi karena sebelumnya kita mendengar bahwa defisit fiskalnya bisa 2,8 persen atau mendekati 3 persen," kata Deni saat paparan media terkait RAPBN 2025 di Jakarta, Senin.

Adanya utang jatuh tempo tersebut berimbas pada ruang fiskal yang kian terbatas serta menyulitkan perubahan pembiayaan.

Deni menambahkan apabila pemerintah menyasar target defisit yang lebih tinggi dari 2,53 persen, maka pasar akan berpotensi merespons secara negatif.

"Buktinya, ketika itu terdengar kemarin (defisit), rupiah langsung berantakan, IHSG juga melemah. Jadi, apa yang ditetapkan pada RAPBN tentang defisit fiskal, menurut kami cukup realistis dan sangat baik," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit RAPBN 2025 sebesar 2,53 persen atau Rp616,2 triliun tetap dijaga dalam level aman.

"Defisit akan terus dijaga relatif di level yang aman," kata Sri Mulyani dan Konferensi Pers RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Dia merinci pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp2.996,9 triliun, lebih tinggi dari proyeksi APBN 2024 yang sebesar Rp2.802,5 triliun.

Angka itu terdiri atas penerimaan perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp505,4 triliun, dan penerimaan hibah Rp600 miliar.

Sementara itu, target belanja negara ditetapkan sebesar Rp3.613,1 triliun atau lebih tinggi dari proyeksi APBN 2024 yang sebesar Rp3.412,2 triliun.

Belanja pemerintah pusat dalam RAPBN 2025 ditargetkan sebesar Rp2.693,2 triliun, terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp976,8 triliun dan belanja non-K/L Rp1.716,4 triliun.

Baca juga: Ekonom nilai penarikan utang Rp775,9 T dalam RAPBN 2025 masih aman
Baca juga: Kenaikan defisit pada RAPBN 2025 tak jadi masalah bagi pasar modal
Baca juga: RAPBN 2025: Transisi dan keberlanjutan

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024