Petugas keamanan, baik dari TNI maupun Polri kami kerahkan...
Malang (ANTARA News) - Panitia pelaksana pertandingan Arema Cronus Indonesia, Malang, Jawa Timur, akan menerapkan pengamanan tertutup pada laga AFC Cup yang mempertemukan Arema dengan Maziya S&R Maladewa di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Selasa.
Menurut Ketua panitia penyelenggara pertandingan (panpel) Arema Abdul Harris, tim pengamanan tertutup yang diturunkan pada laga tersebut untuk mengantisipasi sekaligus memburu para pencopet yang membaur dengan Aremania di tribun.
"Cara kerja mereka bergerombol, bahkan copet teriak copet. Petugas keamanan, baik dari TNI maupun Polri kami kerahkan, apalagi kami sekarang sedang berkampanye bebas dari pencopetan dompet maupun handphone," tegasnya.
Selain menerapkan pengamanan tertutup, panpel juga menambah personel pengamanan untuk mensterilkan Stadion Kanjuruhan. Jika pada pertandingan biasa hanya menurunkan sekitar 500 personel dari TNI dan Polri, untuk pertandingan AFC sebanyak 800 personel.
Ia mengakui pengamanan yang super ketat tersebut diterapkan demi mengamankan stadion dari penyusup, penjual tiket palsu serta penonton yang membawa berbagai atribut terlarang, seperti flare.
"Kami juga menyarankan agar pedagang asongan juga tidak menjual minuman dalam botol, tapi dikemas dalam bungkus plastik agar tidak bisa dilemparkan kemana-mana. Laga saat menjamu Hanoi T&T beberapa waktu lalu menjadi bahan evaluasi kami untuk memperketat pengamanan," tandas Haris.
Harris juga menginstruksikan agar Aremania tertib dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama ketika menjamu Hanoi. Siapapun yang menyalakan flare atau melempar benda apapun ke tengah lapangan akan diamankan panpel dan wajib menanggung denda AFC pada Arema sebesar Rp50 juta.
Pada saat menjamu Hanoi T&T dan berakhir dengan kekalahan Arema 1-3 itu, terjadi insiden pelemparan botol air mineral, paper roll, tiket palsu, penyalaan flare serta pencopetan.
"Berkaca dari kejadian itu, kami akan memperketat pengamanan dan menambah personel. Kami berharap, pada pertandingan nanti tidak akan terjadi lagi hal-hal seperti pada saat menjamu Hanoi," tegasnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014