Namun, memang banyak pelaku usaha yang mengalami tantangan dalam membuat rekening bisnis
Jakarta (ANTARA) - PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) bekerja sama dengan NielsenIQ (NIQ) Indonesia melalui riset OCBC Business Fitness Index 2024 mengungkapkan bahwa UMKM di Indonesia telah memiliki skor pemahaman sistem manajemen finansial yang baik yaitu di angka 60.

Namun, catat OCBC, baru 46 persen UMKM yang sudah sepenuhnya memisahkan keuangan bisnis dan personal. Hal ini, menurut OCBC, tentunya dapat mempengaruhi arus kas dan juga keberlanjutan usaha mereka.

Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, SME Proposition Division Head OCBC Sari Kartika mengatakan bahwa penghasilan bisnis dan pribadi yang dipisahkan merupakan langkah awal yang sangat tepat untuk UMKM dapat segera naik level, terlebih dengan menggunakan identitas badan usaha.

“Namun, memang banyak pelaku usaha yang mengalami tantangan dalam membuat rekening bisnis, kebanyakan terkait dengan waktu proses dan dokumentasi dalam pengajuan pembukaannya,” kata Sari.

Riset OCBC tersebut juga menunjukkan, UMKM yang sudah menjadi badan usaha cenderung lebih baik dalam memahami sistem manajemen finansial dan perencanaan menghadapi risiko bisnis. Hal ini, catat OCBC, membuat skor finansial mereka jauh lebih sehat yaitu 60,2, dibandingkan mereka yang belum memiliki entitas yang memiliki skor 47,4.

Director Consumer Insights di NIQ Indonesia Inggit Primadevi menambahkan, hasil riset juga menunjukkan bahwa 80 persen dari UMKM belum terdaftar sebagai badan usaha dan baru 3 persen UMKM Indonesia yang terdaftar sebagai PT Perorangan.

“Di antara usaha yang sudah menjadi PT Perorangan tersebut, paling banyak adalah usaha kecil. Sedangkan usaha mikro masih sangat rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa masih perlu peningkatan agar UMKM bisa semakin naik level,” kata Inggit.

Meski begitu, OCBC menilai UMKM di Indonesia semakin sadar akan pencatatan keuangan yang rapi. Hal itu ditunjukkan dari 77 persen pelaku UMKM yang sudah melakukan pencatatan keuangan atau pembukuan. Namun, sebanyak 77 persen dari mereka yang melakukan pencatatan keuangan, masih melakukannya secara manual.

Lebih lanjut mengenai hasil riset OCBC Business Fitness Index 2024, UMKM di Indonesia dinilai sudah semakin baik dalam hal mengatur keuangan. Hal itu dapat dilihat dari kenaikan skor dalam menjaga cadangan kas, yang dapat dipengaruhi oleh pemasukan yang lebih besar dibanding pengeluaran.

Secara umum, tahun ini skor kesehatan finansial UMKM sudah naik menjadi 48 dibandingkan tahun sebelumnya di angka 43,8. Meskipun mengalami kenaikan, skor ini masih berada dalam kategori “waspada” dan masih jauh dari skor ideal di angka 75.

Selain itu, OCBC mencatat bahwa UMKM sudah mulai memanfaatkan digitalisasi dalam usaha marketing mereka. Sebanyak 81 persen UMKM sudah memiliki akun media sosial, namun baru 35 persen yang paham dan memaksimalkan fitur-fiturnya.

Dari segi intensitas penggunaan, 46 persen dari UMKM yang memiliki akun media sosial tersebut belum cukup aktif menggunakannya. Pemanfaatan e-commerce atau online platform juga masih belum optimal, di mana baru 17 persen UMKM yang menggunakan platform ini. Artinya, catat OCBC, UMKM harus lebih giat lagi dalam mengeksplorasi platform-platform digital yang dapat menghubungkan mereka dengan pelanggan dan berpotensi memperluas cakupan bisnis.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024