Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Hatta Rajasa kembali menegaskan, persoalan dugaan tipisnya roda Kereta Api (KA) sudah dapat diselesaikan sehingga masyarakat saat angkutan lebaran nanti tak perlu kuatir. "Soal itu sudah diselesaikan. Roda pengganti kami datangkan dari eks KA Sumatera Selatan yang tak terpakai," katanya kepada pers di sela Rapat Kerja dengan Komisi V DPR yang membahas RUU Perkereta-apian di Jakarta, Rabu. Namun, Hatta tidak merinci berapa roda KA dari Sumatera Selatan yang didatangkan dari Jakarta untuk mengganti rel-rel di Pulau Jawa. Dia hanya mengatakan, hal itu dilakukan karena untuk mengimpor roda dengan tenggat waktu yang singkat tidak mungkin, apalagi angkutan lebaran sudah di depan mata. Hatta tidak menjawab pertanyaan mengapa hal itu bisa terjadi, sedangkan angkutan lebaran merupakan hal rutin sehingga persiapan yang lebih matang seharusnya dilakukan oleh PT KA. Apakah ini buah dari keteledoran direksi PT KA yang tak mampu merencanakan dengan baik? Hatta juga menolak menjawab hal itu, sambil mengatakan "Anda ingin menjebak saya ya? Sehingga, besok (20/9) Anda tulis besar-besar di koran, Menhub : Direksi PT KA Teledor" Penegasan ini disampaikan terkait dengan peringatan Indonesian Railway Watch (IRW) bahwa kondisi operasional PT Kereta Api (KA) tidak hanya rawan pencurian, tetapi yang paling mencemaskan adalah ancaman keselamatan angkutan penumpang KA karena tipisnya roda kereta. Direktur Eksekutif IRW, Taufik Hidayat menyatakan, diameter roda kereta yang masih baru adalah 774 milimeter (mm), sedangkan diameter roda kereta minimum yang diperkenankan saat ini justru semakin tidak menjamin keselamatan penumpang. "Bila pada 1998, diameter roda kereta minimum adalah 690 mm, maka sejak tahun 2004 diameter minimum tersebut turun lagi menjadi hanya 684 mm atau tersisa hanya satu inchi dari diameter paling minim," kata Taufik. Dijelaskannya, bila roda yang sudah sangat tipis ini tetap dipaksakan untuk tetap dipakai, maka keselamatan penumpang terancam, sebab sangat potensial mengakibatkan kecelakaan KA, baik anjlok atau terguling.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006