Peringatan ini bukan tentang aksi yang akan segera terjadi..."
Tokyo (ANTARA News/ITAR-TASS/AFP) - Korea Utara (Korut) mungkin akan melakukan uji coba nuklir jenis baru sebagai pembalasan atas sikap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terus mengutuk sejumlah program nuklir dan peluru kendalinya, demikian laporan kantor berita KCNA.
"Hal ini tidak mengesampingkan bahwa satu uji coba nuklir jenis baru akan dilakukan untuk membangun potensi pertahanan kita," lapor KCNA mengutip sejumlah nara sumber di Korut.
Sejak 2006 Korut tiga kali menguji nuklir, meskipun Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB melarang negara itu melakukan segala kegiatan yang terkait dengan teknologi nuklir.
Pada 2006 dan 2009 para ahli Korut meledakkan bom-bom plutonium dalam pengujiannya, dan uji nuklir yang belum diketahui jenisnya pada Februari 2013.
Para ahli militer Korea Selatan (Korsel) percaya bahwa Korut memanfaatkan bom uranium.
Korut mengancam akan memperlihatkan kekuatan nuklirnya melalui langkah yang dikatakan para analis dapat menunjukkan bahwa rezim Presiden Kim Jong-Un sedang bersiap-siap melakukan uji bom atom keempat kalinya di tengah perundingan soal perlucutan senjata nuklir yang telah lama mengalami kebuntuan.
Komisi Pertahanan Nasional berkuasa (NDC), yang dipimpin Kim Jong-Un, pada Jumat pekan lalu (28/3) mengumumkan bahwa Korut akan meneruskan upaya-upaya "meningkatkan ancaman nuklirnya untuk mempertahankan diri".
"Dan, langkah-langkah tambahan akan diambil untuk memperlihatkan satu demi satu kekuatan selama ancaman nuklir dan pemerasan yang dilakukan Amerika Serikat terus berlangsung hingga kini," demikian pernyataan NDC yang dimuat oleh media pemerintah Korut di Pyongyang.
Korut dan sekutu utamanya, Tiongkok, menginginkan agar perundingan enam pihak soal program senjata nuklirnya dimulai kembali.
Namun, baik pihak Washington maupun Seoul sama-sama bersikeras bahwa Pyongyang harus terlebih dahulu menunjukkan sejumlah komitmen nyata untuk meninggalkan senjata nuklir.
"AS sebaiknya menarik kebijakannya yang penuh permusuhan terhadap Korut sesegera mungkin dan membangun kebijakan baru yang realistis sebelum terlambat," catat NDC.
Pada Maret 2013, militer Korut menempatkan unit-unit roket strategisnya pada posisi perang dan mengancam akan menghantam target-target di tanah daratan AS, Hawaii dan Guam, demikian juga terhadap Korsel saat ketegangan meningkat.
Kendati peluncuran roket jarak jauh sukses dilakukan pada Desember 2012, sebagian besar pakar meyakini bahwa Korut masih membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum dapat membangun peluru kendali balistik antarbenua yang mampu menghantam wilayah daratan AS.
Para analis di Seoul mengatakan, pernyataan NDC pada Jumat lalu menunjukkan bahwa Korea Utara sedang mempertimbangkan tiga pilihan, yaitu melakukan uji coba nuklir keempat kalinya, menembakkan roket jarak jauh dan mengungkapkan kemajuan programnya dalam mengembangkan uranium.
"Peringatan ini bukan tentang aksi yang akan segera terjadi, melainkan sebuah ekspresi dari rasa frusrasi terhadap Washington, yang menolak untuk bergerak sedikit pun kendati Beijing telah melakukan upaya-upaya untuk menariknya kembali ke perundingan," kata Profesor Yang Moo-Jin kepada AFP di Seoul.
Profesor Kim Yeon-Chul dari Universitas Inje mengatakan, Korut kemungkinan akan mempertimbangkan untuk melakukan uji bom uranium yang dikembangkannya selama lebih dari dua tahun untuk menambah persenjataannya yang berbasis plutonium.
(Uu.H-AK)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014