Dari hasil penelitian kami, pemilih Hanuralah yang banyak sudah mantap pada parpol pilihan mereka. Dengan kata lain, Hanura relatif telah berhasil memantapkan para pemilihnya yang 62,5 persen menyatakan pilihannya sudah pasti...
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga penelitian Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menemukan sekitar 45 persen calon pemilih masih ragu-ragu terhadap pilihannya pada Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD pada 9 April mendatang.
"Survei ini menemukan kontestasi politik, baik untuk Pileg atau Pilpres, relatif masih ketat berlangsung. Terutama karena sekira separuh responden menyatakan bahwa pilihan mereka masih bisa berubah," kata Peneliti CSIS Philips Jusario Vermonte dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Salah satu alasan para pemilih tersebut ragu-ragu hingga bisa mengubah pilihan mereka adalah keterlibatan parpol dalam kasus tindak pidana korupsi yang bisa saja muncul menjelang hari pemungutan suara.
Dari hasil wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden, CSIS mendapati 45,8 persen pemilih belum pasti atau masih bisa mengubah pilihan, 42,4 persen sudah memiliki pilihan pasti dan 11,8 persen tidak menjawab pertanyaan survei.
Sementara itu, terkait dengan pilihan masyarakat terhadap 12 parpol nasional peserta Pemilu, Partai Hanura berada di posisi teratas dengan jumlah pemilih yang yakin untuk mencoblos Partai tersebut.
"Dari hasil penelitian kami, pemilih Hanuralah yang banyak sudah mantap pada parpol pilihan mereka. Dengan kata lain, Hanura relatif telah berhasil memantapkan para pemilihnya yang 62,5 persen menyatakan pilihannya sudah pasti," jelas Philips.
Setelah Hanura, pemilih PKS mendapatkan 58,5 persen pemilih yakin, kemudian disusul Partai Golkar dengan persentase 57,9 persen pemilih.
Pemilih yang sudah meyakini pilihannya pada Partai Gerindra ada 52,9 persen, PPP 52,4 persen, PDI Perjuangan 48,1 persen, Partai NasDem 44,7 persen, Partai Demokrat 43,5 persen, PAN 38,6 persen, PKB 36,3 persen dan sisanya sebanyak 3,2 persen belum menentukan pilihan.
Survei tersebut dilakukan pada 7 hingga 17 Maret, dengan melibatkan 1.200 responden yang diwawancarai secara acak dan bertingkat dari tingkat RT, kepala keluarga dan terakhir para responden itu sendiri.
(F013)
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014